Reporter: Umar Tusin | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Kepemilikan Asing di Surat Berharga Negara (SBN) Menciut
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fitrha Faisal mengatakan, peningkatan utang masih dalam rentang yang wajar dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Memang jika dari penambahan nilai absolutnya besar, tapi kalau dilihat dari porsinya terhadap GDP (gross domestic product) ini masih 30% masih aman,” ujar Fithra.
Fithra mengatakan, jika utang tersebut digunakan untuk hal-hal yang produktif maka itu bukan menjadi suatu masalah. Fithra melihat utang luar negeri sudah digunakan dari sisi market melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan sumber-sumber yang lain.
Untuk bulan Februari, Fithra memprediksi pemerintah masih akan tetap mengupayakan aktivitas front loading, yang kemungkinan akan terjadi sedikit peningkatan utang meskipun tidak terlalu signifikan.
Baca Juga: Cetak Rekor Lagi, Penawaran Lelang Surat Utang Negara (SUN) Mencapai Rp 127 Triliun
Menurutnya akan ada penambahan utang sekitar Rp 20 triliun – Rp 30 triliun di antara bulan Februari dan Maret.
“Saya melihat turunnya suka bunga Bank Indonesia dan potensi turunnya The Fed, untuk memanfaatkan momentum ini menerbitkan obligasi ya sekarang, daripada nanti lebih mahal lagi,” ujar Faisal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News