kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.849   -109,00   -0,69%
  • IDX 7.500   8,14   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,97   0,17%
  • LQ45 920   -0,50   -0,05%
  • ISSI 227   1,06   0,47%
  • IDX30 474   -1,02   -0,21%
  • IDXHIDIV20 571   -1,27   -0,22%
  • IDX80 133   0,19   0,15%
  • IDXV30 141   0,50   0,35%
  • IDXQ30 158   -0,23   -0,15%

Panik banyak asap, Toriq akhirnya melarikan diri


Rabu, 05 September 2012 / 22:57 WIB
Panik banyak asap, Toriq akhirnya melarikan diri
ILUSTRASI. Dexamethasone adalah golongan obat jenis steroid yang mampu meredakan peradangan & iritasi. Suplemen Vitamin D tidak boleh dikonsumsi bersama jenis obat tersebut. REUTERS/Yves Herman/Illustration


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemilik bom rakitan dari Jembatan Lima, Tambora yakni Muhamad Toriq (32) kabur melarikan diri saat warga menemukan bahan-bahan bom di rumahnya. Toriq sebelumnya berupaya menghalangi dan mengelabuhi warga yang curiga dengan kepulan asap dari rumahnya.

Setelah sejumlah warga di Gang Teratai VII, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, berhasil masuk ke kediaman Toriq, Toriq yang setiap hari berjualan pulsa HP berusaha meyakinkan warga, bahwa situasi sudah bisa dikendalikan dan warga diminta membubarkan diri.

Rio Sutoro (17), salah seorang tetangga Toriq yang menyaksikan kejadian itu sempat melihat, Toriq langsung mengepel lantai membersihkan bubuk yang tidak ia kenali, yang berceceran di lantai.

"Padahal asap masih banyak, warga juga masih pada ngumpul di dalam rumah Toriq, tapi dia santai mengepel lantai," katanya.

Ia perhatikan saat itu Toriq hanya mengenakan celana pendek tanpa alas kaki, dan badannya sudah putih semua, dipenuhi oleh bubuk kimia.

Asap baru benar-benar hilang saat ibunda Toriq yang berumur sekitar 60 tahun, Iyot menendang sebuah kaleng mirip kaleng susu kecil ke selokan belakang kediaman Toriq, dan bubuk kimia pun tercecer di saluran air kotor itu.

Sriyati (45), ibunda Rio mengatakan setelah kaleng tersebut ditendang ke selokan, Toriq kemudian melarikan diri, dengan tubuh penuh bubuk putih, hanya mengenakan celana pendek.

"Warga tidak curiga, dia lari, kemungkinan besar karena masih panik sama asap, takut kebakaran," ujarnya.

Salah seorang warga yang curiga dengan kaleng tersebut pun mendekati selokan itu, dan mengambil sebagian bubuk kimia yang telah bercampur dengan air kotor itu kemudian melaporkannya ke Polisi.

"Yang ngambil itu bilang kalau isi kaleng itu bahan kimia, bukan bahan petasan, baru deh dilaporin ke Polisi, jadi agak lama memang jedanya antara asap sama Toriq lari, baru warga sadar ada bahan peledak," tandasnya.

Pantauan Tribun, selokan air tempat kaleng tersebut dibuang kini telah dipasangi garis polisi, dan sejumlah warga masih berkumpul di sekitar kediaman rumah Tariq., JAKARTA - Pemilik bom rakitan dari Jembatan Lima, Tambora yakni Muhamad Toriq (32) kabur melarikan diri saat warga menemukan bahan-bahan bom di rumahnya. Toriq sebelumnya berupaya menghalangi dan mengelabuhi warga yang curiga dengan kepulan asap dari rumahnya.

Setelah sejumlah warga di Gang Teratai VII, Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, berhasil masuk ke kediaman Toriq, Toriq yang setiap hari berjualan pulsa HP berusaha meyakinkan warga, bahwa situasi sudah bisa dikendalikan dan warga diminta membubarkan diri.

Rio Sutoro (17), salah seorang tetangga Toriq yang menyaksikan kejadian itu sempat melihat, Toriq langsung mengepel lantai membersihkan bubuk yang tidak ia kenali, yang berceceran di lantai.

"Padahal asap masih banyak, warga juga masih pada ngumpul di dalam rumah Toriq, tapi dia santai mengepel lantai," katanya.

Ia perhatikan saat itu Toriq hanya mengenakan celana pendek tanpa alas kaki, dan badannya sudah putih semua, dipenuhi oleh bubuk kimia.

Asap baru benar-benar hilang saat ibunda Toriq yang berumur sekitar 60 tahun, Iyot menendang sebuah kaleng mirip kaleng susu kecil ke selokan belakang kediaman Toriq, dan bubuk kimia pun tercecer di saluran air kotor itu.

Sriyati (45), ibunda Rio mengatakan setelah kaleng tersebut ditendang ke selokan, Toriq kemudian melarikan diri, dengan tubuh penuh bubuk putih, hanya mengenakan celana pendek.

"Warga tidak curiga, dia lari, kemungkinan besar karena masih panik sama asap, takut kebakaran," ujarnya.

Salah seorang warga yang curiga dengan kaleng tersebut pun mendekati selokan itu, dan mengambil sebagian bubuk kimia yang telah bercampur dengan air kotor itu kemudian melaporkannya ke Polisi.

"Yang ngambil itu bilang kalau isi kaleng itu bahan kimia, bukan bahan petasan, baru deh dilaporin ke Polisi, jadi agak lama memang jedanya antara asap sama Toriq lari, baru warga sadar ada bahan peledak," tandasnya.

Pantauan Tribun, selokan air tempat kaleng tersebut dibuang kini telah dipasangi garis polisi, dan sejumlah warga masih berkumpul di sekitar kediaman rumah Toriq. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×