kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pandemi Covid-19 membuat anak muda banyak yang menganggur


Selasa, 31 Agustus 2021 / 16:25 WIB
Pandemi Covid-19 membuat anak muda banyak yang menganggur
ILUSTRASI. BPS mencatat, pandemi Covid-19 membuat anak muda usia produktif banyak yang menjadi pengangguran.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran meningkat selama pandemi Covid-19. Peningkatan pengangguran tersebut didominasi masyarakat dengan usia produktif.

Tingkat pengangguran terbuka di kelompok anak muda antara usia 20 tahun-24 tahun tercatat 17,66% pada Februari 2021, naik dibanding Februari 2020 sebesar 14,3%. Sementara pengangguran terbuka di kelompok usia 25 tahun-29 tahun sebesar 9,27% pada Februari 2021, meningkat dibandingkan Februari 2020 yang sebesar 7,01%.

“Pengangguran selama pandemi ini yang menjadi catatan adalah pengangguran di usia muda yang cukup tinggi, terutama di kelompok muda,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI,  Senin (30/8).

Baca Juga: BPS catat beberapa indikator yang membuat ekonomi kuartal III 2021 melambat

Selain itu, Margo mengatakan, jika dilihat dari posisi pendidikan, masyarakat dengan pendidikan SMA dan lulusan perguruan tinggi justru paling banyak menganggur. Ia mengatakan, biasanya  pengangguran dengan edukasi yang baik maka tuntutannya akan banyak, sehingga hal ini menjadi persoalan sosial yang harus dipikirkan.

Dengan bertambahnya tingkat pengangguran tersebut, pada 2021 penduduk miskin bertambah menjadi 10,4% dari 9,78% pada 2020. Sementara penduduk miskin ekstrem meningkat dari 3,8% tahun 2020 menjadi 4% tahun 2021.

Margo menyebutkan, tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi tersebut berada di pulau Jawa, antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Hal ini menjadi catatan penting bagi kita sehingga perlu diperhatikan kemiskinan ekstrem yang meningkat ini, meskipun peningkatannya secara persentase cukup rendah,” imbuh Margo. 

Selanjutnya: BPS mencatat semua komponen investasi mengalami pemulihan di kuartal II-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×