kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS catat beberapa indikator yang membuat ekonomi kuartal III 2021 melambat


Senin, 30 Agustus 2021 / 19:13 WIB
BPS catat beberapa indikator yang membuat ekonomi kuartal III 2021 melambat
ILUSTRASI. Seorang pekerja menyaksikan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (24/8/2021). BPS catat beberapa indikator yang membuat ekonomi kuartal III 2021 melambat.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, meski berbagai indikator menunjukkan ke arah pemulihan ekonomi pada kuartal II 2021, akan tetapi pada Kuartal III perlu mendapatkan perhatian karena beberapa indikator menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

“Berbagai indikator sampai kuartal II ini menunjukkan arah pemulihan, namun demikian, yang perlu mendapatkan perhatian kita semua adalah bagaimana capaian pada kuartal III 2021,” jelas Margo pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (30/8).

Margo menyebut, terdapat berbagai indikator yang mengalami keterlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III. Pertama adalah kinerja ekspor pada Juli 2021 sebesar US$ 17,70 miliar atau turun 4,53% secara bulanan (month-to-month) dari Juni 2021. Namun, dibandingkan dengan Juli 2020, nilai ekspor naik 29,32% secara tahunan (year-on-year).

Kedua, nilai impor pada Juli 2021 mencapai US$ 15,11 miliar atau turun 12,2% mtm dibandingkan dengan Juni 2021. Sementara itu, dibandingkan pada Juni 2020 impor naik sebesar 86,93% yoy.

Baca Juga: PPKM bikin fungsi intermediasi perbankan melandai pada Juli 2021

Ketiga, terkait Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur pada Juli 2021 juga mengalami penurunan menjadi 40,1 atau turun drastis dari 53,5 pada Juni 2021.

“PMI kita juga di bawah 50 yang menunjukkan ekspektasi sektor industri sehingga mengalami perlambatan, Penurunan ketiga indikator tersebut dikarenakan adanya penerapan PPKM darurat pada awal Juli 2021 akibat lonjakan kasus Covid-19, kemudian dilanjutkan oleh PPKM level 4,” jelasnya.

Sementara itu, BPS mencatat potensi produksi padi pada kuartal III-2021 lebih rendah dibandingkan kuartal II-2021 maupun kuartal III-2020. Margo mengatakan produksi padi akan menjadi penting karena jika melihat dari share terhadap sektor pertanian kurang lebih tumbuh 13%.

Sehingga, produksi padi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, yang selama ini juga menjadi katup pengaman untuk ekonomi. Selama ini sektor pertanian juga menjadi kartu pengaman untuk ekonomi Indonesia.

Selanjutnya: Alasan DPR dan pemerintah naikkan batas bawah target pertumbuhan ekonomi 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×