kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

PAN: Pemanfaatan geotermal bagi rumah tangga


Kamis, 27 Maret 2014 / 11:42 WIB
PAN: Pemanfaatan geotermal bagi rumah tangga
ILUSTRASI. Promo JSM Indomaret Periode 4-6 November 2022.


Reporter: Adinda Ade Mustami, Gloria Fransisca | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Jargon politik mengajak masyarakat memakai energi nonfosil sudah jamak bagi partai politik peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Tak terkecuali program energi dan sumber daya alam (SDA) yang ditawarkan Partai Amanat Nasional (PAN).

Partai yang dinakhodai Hatta Rajasa ini mengaku akan mendorong pemerintahan mendatang untuk menggalakkan penggunaan energi nonfosil seperti angin, air, matahari, hingga geotermal alias panas bumi. Pemanfaatkan panas bumi akan menjadi fokus PAN jika mendapat dukungan dari mayoritas rakyat Indonesia.

Totok Daryono, politisi PAN anggota Komisi VII DPR RI, menjelaskan bahwa partainya akan mendorong pemerintah lebih fokus memanfaatkan geotermal. Pertimbangannya, sumber energi satu ini banyak tersebar di Indonesia. Karena itu, "Pemanfaatan panas bumi perlu dipercepat," kata Totok, Selasa (25/3).

Berdasarkan catatan PAN, saat ini Indonesia memiliki 40% dari total cadangan energi panas bumi dunia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga mencatat, ada 299 lokasi panas bumi dengan total potensi menghasilkan energi listrik sebesar 28.671 megawatt (MW). Sayang, yang terpakai baru 4,6% saja.

Sebagai tahap awal, PAN ingin pemerintah mendorong masyarakat di sekitar sumber panas bumi bisa memanfaatkannya sebagai sumber energi rumah tangga.

Adapun untuk investor yang menggarap proyek panas bumi, pemerintah dan parlemen perlu menyiapkan regulasi agar investor mau menggarap sumber-sumber energi panas bumi.

Menurut Totok untuk membangun infrastruktur ini tidak terlalu rumit. Pemerintah bisa membantu dari sisi regulasi dan teknologinya. "Paling penting policy-nya terlebih dahulu, seperti pemberian insentif bagi  investor yang mengembangkan panas bumi ini," katanya.

Sumber lain yang harus dimanfaatkan Indonesia adalah gas alam. PAN ingin mendorong pemerintah memudahkan swasta untuk membangun jaringan pipa gas. Setelah pipa gas menyebar, berikutnya mendorong pelaksanaan kebijakan pengalihan BBM ke bahan bakar gas (BBG) bagi kendaraan bermotor.

Untuk itu, PAN berjanji akan mendorong pemerintah untuk melakukan renegosiasi kontrak gas, agar bisa mencukupi kebutuhan di dalam negeri. "Kerja sama dengan asing terkait kontrak gas harus direvisi, terutama gas tangguh. Karena kita malah mensubsidi negara China. Dalam kontrak tersebut dipatok harga sebesar US$ 3 dollar per mmbtu. Sedang di pasar sudah US$ 12 dollar," imbuh Wakil Sekretaris Jenderal PAN, Teguh Juwarno.

Janji lainnya, mendorong renegosiasi kontrak karya tambang agar pembagian hasil menjadi 60% untuk Indonesia dan 40% % kontraktor. Tentu saja, janji ini harus terus ditagih jika PAN berkuasa kelak.                                    


Belum teruji mampu menjalankan program

Pilihan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk fokus mendorong penggunaan energi panas bumi sebagai sumber energi adalah pilihan tepat. Pasalnya, geografi Indonesia yang dikelilingi oleh gunung berapi menghasilkan energi panas bumi berlimpah.

Meskipun begitu,  kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor Didin S. Damanhuri, PAN perlu membuat perbandingan antara penggunaan sumber energi panas bumi dengan sumber energi lainnya. Sumber energi panas bumi yang tersebar di berbagai wilayah bisa membuat ongkos eksploitasinya menjadi lebih mahal. Bahkan bisa lebih mahal ketimbang memakai energi berbasis fosil seperti minyak bumi.

Selain itu, perlu ada pertimbangan lain, misalnya, dari sisi kelestarian lingkungan hidup, serta kemudahan penggunaannya bagi masyarakat. Pasalnya, sumber energi panas bumi kebanyakan berlokasi di lereng gunung berapi yang merupakan bagian dari hutan lindung. Karena itu, "Perlu dipertimbangkan fisibilitas dari energi panas bumi ini," kata Didin.

Adapun Pengamat Politik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago meragukan janji-janji yang diumbar oleh PAN. Ia melihat, selama empat tahun Ketua Umum PAN Hatta Rajasa menjadi bagian dari pemerintahan lewat jabatan Menko Perekonomian, ide bagus yang digagas oleh PAN ini tidak dilaksanakan.

Yang terjadi malah kebijakan kontraproduktif yakni melonggarkan penjualan mobil murah yang justru mendongkrak pemakaian bahan bakar minyak (BBM).

Di sisi lain, PAN juga terkesan membiarkan saat melihat eksploitasi batubara secara besar-besaran. "Padahal batu bara bisa dipakai 100% untuk sumber daya penghasil listrik," terang Andrinof.

PAN juga dinilai memiliki kesempatan melakukan renegosiasi kontrak karya dengan investor asing, namun upaya itu tidak maksimal. Jadi masyarakat bisa menilai sendiri hasilnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×