Reporter: Yohan Rubiyantoro |
JAKARTA. Kalangan pengusaha berharap agar paket stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah tahun ini sebesar Rp 50 triliun segera disusul dengan kebijakan otoritas moneter, dengan menurunkan suku bunga patokan alias BI Rate.
"Efektivitas stimulus ini akan maksimal jika otoritas moneter meresponsnya dengan menurunkan BI rate hingga ke level 8,5 persen dalam jangka dekat ini," ucap Ketua Kadin Bidang Fiskal dan Moneter, Bambang Soesatyo melalui pesan singkat, Minggu malam (5/1).
Bambang berharap stimulus sebesar itu diharapkan bisa memulihkan keyakinan dunia usaha. Jumlah itu juga mencerminkan pengakuan pemerintah tentang berat beban yang dihadapi dunia usaha dewasa ini. "Dengan insentif sebesar itu, otoritas fiskal telah meringankan beban dunia usaha," katanya.
Bambang mengingatkan agar pemerintah memprioritaskan stimulus itu untuk semua sektor padat karya, yang produknya bisa menjadi substitusi produk impor. Dengan pola ini, dua target bisa dicapai, yakni menurunkan potensi PHK dan penguatan pasar dalam negeri.
Stimulus tersebut juga harus komprehensif, fokus dan punya konsistensi. Stimulus itu harus fokus pada penguatan pasar dalam negeri, memperbesar penggunaan produk dalam negeri, dan menekan barang impor, utamanya kategori TPT, alas kaki, elektronik serta makanan atau minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News