Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
SURABAYA. Dua sampai tiga pekan terakhir menjelang pemungutan suara pilpres dinilai sebagai masa turbulensi atau puncak guncangan politik. Dua pasangan calon presiden-wakil presiden maupun tim sukses mereka pun diminta untuk menenangkan para pendukung.
"Tenangkan pendukung demi stabilitas dan kondusivitas suasana menjelang pemungutan suara," kata pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Jember, Maulana Surya Kusumah, Kamis (3/7).
Adapun selama masa puncak guncangan politik ini, Maulana berpendapat, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa lebih unggul dari sudut pandang pengelolaan isu. "Sepekan menjelang pemungutan suara, kubu Prabowo-Hatta hanya perlu menjaga keunggulan tren tersebut," ujar dia.
Maulana berpendapat, pasangan Prabowo-Hatta dan tim suksesnya bisa memberikan penjelasan rasional atas beragam isu negatif yang menghantam mereka. Bahkan, ujar dia, pasangan ini dan timnya bisa membalik isu-isu negatif tersebut menjadi hal yang menguntungkan.
"Contohnya saat tim sukses Prabowo-Hatta mengatasi persoalan tabloid Obor Rakyat. Mahfud MD bilang bahwa itu tanggung jawab pengelola Obor Rakyat. Tidak ada pembelaan. Belum lagi keberhasilan kubu Prabowo menghadapi isu pelanggaran HAM," papar Maulana.
Setelah masa turbulensi politik berakhir, Maulana memperkirakan tren perolehan suara akan bertambah berdasarkan deret hitung, bukan lagi deret ukur. Menurut dia, sekarang kemenangan tinggal bergantung pada bagaimana kubu Prabowo-Hatta dan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjaga sikap dan ucapan.
"Jangan ada salah ucap karena bisa jadi alat counter attack atau serangan balik lawan," kata Maulana. Dia pun menyarankan Prabowo dan Jokowi tampil bersama di hadapan pendukung mereka untuk mengimbau pendukung masing-masing agar tak saling serang. (Achmad Faizal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News