kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.067   83,00   1,19%
  • KOMPAS100 1.055   14,78   1,42%
  • LQ45 830   12,68   1,55%
  • ISSI 214   1,66   0,78%
  • IDX30 423   6,60   1,59%
  • IDXHIDIV20 510   7,72   1,54%
  • IDX80 120   1,70   1,43%
  • IDXV30 125   0,56   0,45%
  • IDXQ30 141   1,99   1,43%

Optimisme konsumen meningkat pada Juni 2021, ini pemicunya


Kamis, 08 Juli 2021 / 17:46 WIB
Optimisme konsumen meningkat pada Juni 2021, ini pemicunya
ILUSTRASI. Optimisme konsumen meningkat pada Juni 2021, ini pemicunya


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Optimisme konsumen meningkat pada Juni 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2021 sebesar 107,4 atau naik dari 104,4 pada Mei 2021. 

Danareksa Research Institute (DRI) memandang, peningkatan IKK pada bulan Juni 2021 didorong oleh peningkatan kepercayaan konsumen akan kondisi ekonomi saat ini dan juga ekspektasi konsumen akan ekonomi ke depan. 

Ekonom DRI, Moekti P. Soejachmoen, mengatakan, ini juga sejalan dengan survei DRI tentang kepercayaan konsumen. Ia bilang, survei DRI menunjukkan IKK pada bulan Juni 2021 meningkat menjadi 81,4 dari 80,2 pada bulan sebelumnya.

“Konsumen lebih positif terhadap kondisi ekonomi saat ini dan lebih yakin akan prospek ekonomi ke depan,” ujar Moekti kepada Kontan.co.id, Kamis (8/7). 

Baca Juga: Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi menguat pada Juni 2021

Moekti kemudian menjelaskan, peningkatan keyakinan konsumen akan kondisi saat ini didorong oleh progres pemulihan ekonomi dan juga mulai adanya penyerapan tenaga kerja. Hal ini juga ditunjukkan oleh data PMI Manufaktur Indonesia yang masih ekspansif pada Juni 2021. 

Kemudian, keyakinan konsumen akan kondisi saat ini juga didorong oleh pelaksanaan program vaksinasi dari pemerintah yang masih berjalan. 

Sementara itu, keyakinan konsumen akan prospek ke depan didorong oleh digulirkannya proyek pemerintah, khususnya di sektor infrastruktur. Hal ini membuat masyarakat yakin akan adanya ketersediaan lapangan pekerjaan ke depan dan peningkatan pendapatan. 

Namun, Moekti juga tetap mengingatkan bahwa lonjakan Covid-19 yang akhirnya membuat pemerintah menerapkan PPKM di sejumlah daerah bisa saja menekan daya beli masyarakat serta membuat perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. 

Selanjutnya: Wapres: Masyarakat harus bisa inovasi untuk beradaptasi selama pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×