kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Oknum Kopassus serang LP dilandasi jiwa korsa


Kamis, 04 April 2013 / 18:18 WIB
Oknum Kopassus serang LP dilandasi jiwa korsa
ILUSTRASI. Seledri


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, oleh oknum TNI AD adalah tindakan seketika yang dilatari jiwa korsa dan bela kehormatan kesatuan. Latar belakang penyerangan tersebut adalah pengeroyokan dan pembunuhan tragis, sadis, dan brutal terhadap Serka Santoso di Hugo's Cafe.

"Ini dilatari jiwa korsa yang kuat, yang merupakan roh setiap satuan militer. Namun, harus diakui bahwa penerapan jiwa korsa dalam penyerangan ke Lapas Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang tidak tepat," kata Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono, di Mabes TNI, Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Menurut Brigjen Unggul, para pelaku menyatakan sepenuhnya sadar dan siap mempertanggungjawabkan perbuatan, apa pun risikonya.

"Hasil investigasi dan proses hukum selanjutnya akan dilakukan oleh Puspom TNI AD," kata Brigjen Unggul.

Sebelumnya, gerombolan bersenjata api laras panjang, pistol, dan granat menyerang lapas. Awalnya, mereka mengaku dari Polda DI Yogyakarta sambil menunjukkan surat berkop Polda. Mereka mengaku ingin membawa empat tersangka kasus pembunuhan Serka Santoso, anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), di Hugo's Cafe, Selasa lalu.

Mereka mengancam meledakkan lapas ketika permintaan ditolak pihak lapas. Akhirnya, petugas membukakan pintu dan belasan orang memakai penutup mata masuk. Mereka menyeret petugas lapas menunjukkan empat tahanan yang dicari.

Empat tahanan tersebut akhirnya ditembak mati. Mereka yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka tercatat sebagai desertir anggota kesatuan Kepolisian Resor Kota Besar Yogyakarta. Sebelum kabur, mereka juga membawa rekaman CCTV. Aksi itu hanya berlangsung 15 menit.

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×