kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

OECD pangkas lagi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019 dan 2020


Kamis, 19 September 2019 / 19:46 WIB
OECD pangkas lagi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2019 dan 2020
ILUSTRASI. Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Efek perlambatan ekonomi dan perdagangan global semacam itu, menurutnya, akan lebih parah jika kebijakan makroekonomi tidak mampu merespons secara penuh untuk menangkis (offset) tekanan ekonomi akibat terbatasnya ruang kebijakan. 

Namun, ia menilai, tingkat pendapatan yang dalam tren meningkat, tren tingkat kemiskinan yang menurun, serta kebijakan suku bunga acuan yang melonggar harusnya dapat menopang perekonomian. 

“Hal-hal itu harusnya dapat memastikan bahwa permintaan sektor swasta tetap terjaga kuat,” tutur Boone. 

OECD memandang, negara emerging-markets seperti India, Mexico, Brasil, Rusia, dan Indonesia memiliki keuntungan dengan kebijakan nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate frameworks) dan eksposur utang luar negeri yang terkendali. 

Baca Juga: Ini komentar mantan dirjen pajak soal pajak over the top

Dengan tingkat inflasi yang tetap rendah, kebijakan moneter akomodatif dapat terus berlanjut. Namun di samping itu, OECD mendorong penguatan kebijakan fiskal pada negara emerging markets untuk mengimbangi instrumen moneter suku bunga acuan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×