kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nikkei catat industri manufaktur Indonesia mengalami ekspansi di akhir kuartal I-2019


Selasa, 02 April 2019 / 12:22 WIB
Nikkei catat industri manufaktur Indonesia mengalami ekspansi di akhir kuartal I-2019


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur di Indonesia mengalami ekspansi pada akhir triwulan I-2019. Nikkei dan IHS Markit, Senin (1/4) menunjukkan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia naik ke posisi 51,2 pada Maret 2019.

PMI Manufaktur Indonesia terus menunjukkan peningkatan sejak Januari 2019. Pada awal tahun PMI Manufaktur Indonesia sempat di posisi 49,9 kemudian naik ke posisi 50,1 pada Februari 2019 lalu.

"Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri triwulan pertama dengan catatan positif, dengan data survei PMI dari Nikkei menunjukkan perbaikan pada kondisi bisnis di sektor tersebut selama bulan Maret. Data survei terkini konsisten dengan tingkat pertumbuhan GDP tahunan sekitar 5%," jelas Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw dalam keterangan yang dikutip Kontan.co.id, Senin (1/4).

Survei Nikkei menunjukkan industri manufaktur mengalami penguatan permintaan. Arus permintaan meningkat sejak awal Maret 2019. Kenaikan tersebut menyebabkan volume produksi meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Meskipun kinerja ekspor tak memuaskan, sebab ekspor mengalami penurunan.

Peningkatan tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan aktivitas pembelian dan pembangunan inventaris material. Aktivitas pembelian pada Maret 2019 menunjukkan peningkatan terkuat sejak Mei 2018. 

Akumulasi stok pembelian juga merupakan yang tercepat selama 4,5 tahun dan tergolong solid secara keseluruhan. Perusahaan menaikkan aktivitas pembelian dan memperbanyak stok untuk mengantisipasi kenaikan penjualan.

"Output kembali tumbuh untuk pertama kalinya dalam tiga bulan berbarengan dengan kenaikan total permintaan baru yang masuk. Ini adalah pertanda baik untuk sektor tersebut dalam perjalanan memasuki triwulan kedua," jelas Bernard.

Nikkei melihat produksi akan terus tumbuh untuk memenuhi permintaan pada April 2019.

Rantai pasokan juga tidak mengalami banyak tekanan. Sebaliknya, waktu pengiriman pada Maret 2019 terhitung lebih cepat meskipun tingkat percepatan pemenuhan pesanan sedikit lebih lambat dibanding bulan sebelumnya.

Dari segi harga, survei menunjukkan adanya penurunan biaya di tengah penguatan nilai tukar dan peningkatan pasokan. Kondisi ini baru pertama kali terjadi selama delapan tahun masa survei. Sementara harga terus meningkat meski pada laju terlemah selama 2,5 tahun.

Sentimen bisnis juga bertahan kuat. Perusahaan tetap optimis melihat prospek selama 12 bulan mendatang. 43% panelis memperkirakan adanya kenaikan output pada satu tahun mendatang. Mereka optimistis pada proyeksi kenaikan penjualan, ekspansi bisnis terencana, investasi kapasitas, upaya yang lebih besar pada pemasaran dan aktivitas promosi.

Survei PMI memberikan gambaran tentang knerja industri manufaktur di suatu negara. Indikator yang digunakan antara lain output, permintaan baru, ketenagakerjaan, inventori dan waktu pengiriman. Data indeks di atas 50 mengindikasikan peningkatan menyeluruh pada variabel, sedangkan apabila di bawah 50 maka terjadi penurunan menyeluruh pada variabel tersebut.

Sedangkan untuk PMI Manufaktur ASEAN, Nikkei merilis angka 50,3. Naik dibanding Februari 2019 yang saat itu di posisi 49,6. Kenaikan didorong oleh ekspansi yang kuat di Myanmar dengan angka 52,4 dan diikuti oleh Vietnam serta Filipina. Sedangkan indeks terendah adalah Malaysia dengan angka 47,2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×