Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia berpeluang mencatat surplus pada Januari 2024, walaupun nilai surplus akan lebih kecil dari Desember 2023.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada awal tahun 2024 sebesar US$ 2,33 miliar, atau menyusut dari surplus US$ 3,31 miliar pada bulan sebelumnya.
Baik nilai ekspor maupun nilai impor pada bulan Januari 2024 juga akan lebih kecil dari bulan Desember 2023.
Andry menghitung, nilai ekspor pada Januari 2024 akan menurun 6,11% mom. Diikuti dengan dinamika harga komoditas andalan ekspor Indoensia.
Baca Juga: Ini Gambaran Kondisi Fiskal, Ekonomi Hingga Investasi Jika Pemilu Terjadi 2 Putaran
“Harga batubara cenderung menurun, harga nikel juga terjadi pelemahan karena suplai global yang melimpah,” kata Andry kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).
Meski demikian, Andry melihat ada kecenderungan kenaikan volume ekspor batubara, seiring dengan persiapan Imlek.
Sedangkan harga minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan naik, karena kekhawatiran pengetatan pasokan.
Baca Juga: Laju Ekspor dan Impor Menurun, Surplus Neraca Perdagangan Awal Tahun 2024 Menyusut
Dari sisi impor, diyakini impor akan menurun 1,90% mom. Hanya, kalau dibandingkan Januari 2023, nilai impor naik 1,63% yoy.
Kenaikan ini didorong oleh harga minyak yang naik karena kenaikan impor bahan baku menjelang puasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News