Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indonesia tengah menggelar kontestasi pemilihan umum (pemilu) serentak untuk pemilihan presiden (pilpres) dan wakil presiden serta anggota legislatif 2024, pada hari ini Rabu (14/2).
Berbeda dari Pilpres 2 periode sebelumnya, kemungkinan pilpres kali ini bisa terjadi dua putaran, sebab Pilpres 2024 memiliki 3 pasang capres dan cawapres.
Pilpres dua putaran ini memang menimbulkan pro kontra. Paling banyak khawatir, akan mempengaruhi kinerja ekonomi seperti anggaran yang bengkak, pertumbuhan ekonomi yang terhambat, dan juga ketidakpastian investasi.
Baca Juga: Ini Dampak Pilpres Satu atau Dua Putaran bagi IHSG, Intip Rekomendasi Saham
Analisi Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai, dari sisi fiskal pengaruhnya tidak terlalu besar, sebab pemerintah pastinya sudah menyiapkan anggaran untuk mengantisipasi jika pemilu terjadi dua putaran.
“Justru akan berpengaruh jika satu putaran, karena akan ada penghematan anggaran yang cukup signifikan,” tutur Ronny kepada Kontan, Rabu (14/2).
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan bahwa, jika pemilu terjadi dua putaran, kemungkinan kebutuhan anggaran tambahannya sebesar Rp 17 triliun.
Adapun jika dilihat dari sisi ekonomi, Ronny menilai pemilu 2 putaran ini juga akan turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi konsumsi. Berkaca pada data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2023 lalu, kontribusi belanja dari lembaga non pemerintah cukup besar pada pertumbuhan ekonomi.
“Maka besar kemungkinan sepanjang kontestasi untuk putaran kedua juga akan cukup berkontribusi kepada pertumbuhan,” ungkapnya.
Baca Juga: Laju Ekspor dan Impor Menurun, Surplus Neraca Perdagangan Awal Tahun 2024 Menyusut
Sementara itu, dari sisi investasi dampak ketidakpastiannya tidak akan setinggi pada pemilu putaran pertama. “Karena pada putaran kedua, tingkat kepastian sudah setara dengan tingkat ketidakpastiannya, yakni sekitar 50:50,” tambahnya.
Di samping itu, aliran investasi di pemilu putaran kedua juga tampaknya akan mulai kembali normal, sebab sudah mulai tergambar siapa calon presiden yang akan memenangkan pemilu.
Pun dengan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ronny menambahkan, jika memang presiden yang terpilih tidak pro terhadap keberlanjutan IKN, investasi secara keseluruhan tidak akan terganggu.
“Karena relasi IKN dengan ekosistem investasi nasional belum terbentuk,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News