kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.164.000   41.000   1,93%
  • USD/IDR 16.695   76,00   0,46%
  • IDX 8.125   85,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.130   12,55   1,12%
  • LQ45 811   6,69   0,83%
  • ISSI 282   3,69   1,32%
  • IDX30 425   2,99   0,71%
  • IDXHIDIV20 489   5,53   1,14%
  • IDX80 124   1,36   1,11%
  • IDXV30 133   1,56   1,18%
  • IDXQ30 135   1,11   0,83%

Negosiasi Masih Berlangsung, Indonesia Ingin CPO Hingga Nikel Bebas Tarif dari AS


Jumat, 18 Juli 2025 / 16:56 WIB
Negosiasi Masih Berlangsung, Indonesia Ingin CPO Hingga Nikel Bebas Tarif dari AS
ILUSTRASI. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/1)


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah terus berupaya melakukan negosiasi agar mendapatkan tarif 0% untuk sejumlah komoditas ekspor unggulan ke Amerika Serikat (AS) seperti crude palm oil (CPO), kopi, kakao, hingga nikel. Negosiasi ini terus dilakukan meski Indonesia telah mendapatkan penurunan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19%.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, negosiasi tarif 0% ini diupayakan untuk komoditas unggulan, seperti crude palm oil (CPO), kopi, kakao, hingga nikel.

"Jadi, kemarin Presiden menyampaikan bahwa tarif resiprokal kita kemarin dari Trump sudah memutuskan final 19%, tapi masih ada ruang negosiasi di sana," ujar Susiwijono kepada awak media di Jakarta, Jumat (18/7).

Baca Juga: Tarif Ekspor CPO Naik Jadi 10%, Analis Prediksi Margin Emiten Sawit Tertekan

Susiwijono berharap bahwa tidak semua produk Indonesia terkena tarif resiprokal 19% dari AS.Saat ini pemerintah Indonesia sedang mengajukan kelompok-kelompok komoditas yang diharapkan bisa mendapatkan tarif 0%.

"Kita yakin akan bisa negokan sampai 0%. Kelompok-kelompok komoditasnya mungkin nanti masih akan bertambah. Kita belum punya list pastinya, kan kita ajukan ke mereka," jelasnya.

Baca Juga: Trump Pangkas Tarif untuk Indonesia, Ekonom Ingatkan Upaya Tarik Investasi

Di sisi lain, ia menyebut, dibandingkan negara-negara yang menjadi penyebab defisit perdagangan bagi AS, Indonesia dinilai masih yang paling rendah dikenakan tarif oleh Amerika. 

Bahkan dibandingkan sesama negara ASEAN, Indonesia termasuk yang paling kompetitif, di luar Singapura yang justru memberi surplus bagi Amerika.

"Jadi sangat kompetitif tarif kita, bahkan sekarang posisinya masih paling rendah di antara negara-negara yang membuat Amerika defisit," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×