Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indonesia nampaknya terus menjadi sorotan dunia belakangan. Pasca mendapat label layak investasi atau investment grade atas surat utang Indonesia dari Standard and Poor's (S&P), kabar baik kembali datang.
Hasil survei terbaru United National Conference On Trade and Developtment (UNCTAD) bertajuk The World Investment Report 2017 menyebutkan: Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai negara tujuan investasi yang prospektif 2017-2019.
Posisi ini naik dari peringkat delapan dalam survei yang sama di tahun lalu. Survei bisnis UNCTAD atas sejumlah perusahaan multinasional, Indonesia meraih respon 11% dari total eksekutif yang disurvei.
Ketimbang negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi atas. Pesaing terdekat Thailand yang kini di peringkat 5, lebih baik dari tahun sebelumnya peringkat 14.
Filipina berada di peringkat 10, melorot satu tingkat dari peringkat tahun sebelumnya. Vietnam naik dua peringkat dari posisi 14 menjadi 12. Sedangkan Singapura di 13, naik lima tangga dari tahun lalu di peringkat 18.
Adapun peringkat 1 Amerika Serikat, disusul India dan China.
Hasil survei juga menyebutkan, para pebisnis menyakini pertumbuhan investasi di wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Vietnam dan Singapura bakal lebih baik pada tahun ini dan ke depannya.
Mereka juga yakin ke depan, perbaikan ekonomi akan memberikan kekuatan serta meningkatkan investasi dalam beberapa tahun ke depan. Ini lantaran sejumlah perusahaan multinasional di sektor energi dan pertambangan mulai sembuh dari sakit, setelah dua tahun belakangan bisnis mereka terpuruk. Oleh karena itu, proyeksi mereka dalam dua tahun ke depan investasi akan bertambah.
Meski begitu, ketidakpastian masih membayang. Dalam survei, hanya 41% eksekutif yang menjadi responden akan membenamkan dana di tahun ini, adapun tahun 2018, mereka lebih optimis ditandai 50% responden akan menambah investasnya dan meningkat di 2019 dengan total 53% dari eksekutif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News