Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Dinamika usai pelaksanaan pemilihan legislatif 9 April 2014 lalu terus bergulir. Komunikasi-komunikasi politik terus dilakukan guna mengusung duet capres-cawapres untuk 9 Juli 2014 mendatang.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD saat menghadiri acara tahlilan tujuh hari wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Kempek, Cirebon diminta untuk segera membentuk poros tengah yang dibentuk dari beberapa partai politik Islam oleh MUI Cirebon.
"Pemilu tahun 2014 ini adalah momentum yang tepat untuk menguatkan politik Islam dan kepemimpinan negara di Indonesia. Cirebon akan bersatu dan menyatukan umat se-Indonesia untuk memilih Pak Mahfud," ujar salah satu Pengurus MUI Cirebon, Hasyim Asyari, Jumat(11/4/2014).
Mendengar pernyataan kiai Hasyim yang diamini para jemaah tahlil, namun Mahfud enggan merespon.
"Saya tak mau mempolitisir acara ini, keadaan sedang berduka. Kedatangan saya murni untuk takziyah dan tahlilan untuk almarhum," ujarnya.
Tak hanya itu, kiai Mustofa Aqiel yang merupakan tuan rumah sekaligus pengganti almarhum Jafar Aqiel Siradj sebagai pengasuh ponpes Kempek itu juga menyampaikan pesan mertuanya yakni Kiai Maemun Zubair dari Sarang, Jawa Tengah yang tak lain adalah penasehat DPP PPP.
"Ya (Kiai) Zubaer, mertua saya menyerukan agar Mahfud menjadi capres atau cawapres dari partai apapun, tak harus partai tertentu. Apa pun partainya asal ada Mahfudnya kita pilih,"ujar Kiai Mustofa menirukan pesan Kiai Zubaer, disela-sela ramah tamah usai acara
tahlil.
Dalam agenda tersebut, Mahfud MD sempat diajak ke dalam ruang khusus oleh Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siradj dan melakukan pertemuan tertutup.
Pertemuan tertutup itu berlangsung sekitar 20 menit sebelum akhirnya menuju tempat acara tahlil di komplek Pondok Pesantren Kempek tersebut.
"Bicara seputar dinamika politik pascaPileg, ya ada beberapa saran juga yang disampaikan oleh Kiai Said,"ujar Mahfud tak memperjelas saran dimaksud. (Willy Widianto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News