Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) meminta pemerintah melakukan penataan pengintegrasian antara angkutan online dengan transportasi massal seperti kereta commuter line, Transjakarta, dan Mass Rapid Transit (MRT).
"Penataan angkutan online dalam hubungannya dengan integrasi moda transportasi publik harus dilakukan melalui regulasi," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) MTI Harya Dillon, Jumat (21/6).
Ia mengapesiasi langkah pemerintah membuat regulasi keberadaan angkutan online. Meski begitu, Harya meminta pemerintah tetap memprioritaskan moda transportasi publik seperti MRT, LRT, Transjakarta dan kereta commuter line sebagai tulang punggung transportasi perkotaan.
Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) Prawrira Fajar Belgiawan menambahkan, penelitian yang dibuat bersama tim risetnya menemukan bahwa terjadi persaingan antara ojek online dengan ojek pangkalan. Selain itu, hasil riset menemukan fakta bahwa terjadi efek positif dan signifikan dari penggunaan angkutan umum Transjakarta dan kereta commuter line dengan peningkatan penggunaan ojek online.
Fajar bersama tim risetnya menyarankan agar pemerintah mengatur baik ojek online maupun ojek pangkalan. Serta mempertimbangkan kedua moda tersebut sebagai angkutan umum dengan persyaratan khusus.
Ia juga meminta pemerintah memberikan perhatian pada peningkatan pemeliharaan angkutan umum.
"Ojek online dapat mendukung keberadaan angkutan umum. Pemerintah sebaiknya mengintegrasikan layanan transportasi umum dan layanan ojek online, misalnya dengan mengintegrasikan sistem tiket dan kemudian memberikan diskon tiket terintegrasi, serta menyediakan aplikasi layanan terintegrasi," tutur Fajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News