kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moeldoko: Latihan militer dengan Australia selesai


Kamis, 21 November 2013 / 10:03 WIB
Moeldoko: Latihan militer dengan Australia selesai
ILUSTRASI. Payudara merupakan area yang rentan menjadi kendur seiring bertambahnya usia, beberapa kebiasaan yang dilakukan perempuan pun juga bisa menjadi penyebab lainnya.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Panglima TNI Jenderal Moeldoko telah menghentikan seluruh latihan militer gabungan dengan pihak Australia.

Kebijakan itu dilakukan Panglima TNI, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan penghentian sejumlah kerjasama dengan Australia, khususnya latihan militer bersama. Penghentian latihan bersama ini efektif sejak Rabu kemarin (20/11).

"Saya telah menghentikan seluruh latihan militer yang sedang berlangsung dengan pihak Australia. Jadi mulai hari ini, seluruh latihan militer dengan Australia telah berhenti dan kita tidak melakukan percepatan latihan," tutur Moeldoko saat ditemui di Istana Merdeka, Rabu (20/11).

Salah satu latihan militer yang dihentikan adalah Elang Ausindo. Dalam latihan itu, militer Indonesia mengirimkan enam pesawat tempur F-16. Seharusnya, pesawat itu baru akan kembali ke Indonesia pada 24 November ini. Namun, karena latihan dihentikan, maka pesawat F-16 sudah harus kembali besok, Kamis (21/11).

Meskipun latihan militer bersama dihentikan, tapi prajurit yang tengah menjalani pendidikan militer di Australia tetap menjalankan aktivitas mereka seperti biasa dan tidak ada penghentian. 

Menurut Moeldoko, sejauh ini, pihak militer Australia belum memberikan tanggapan resmi terkait penghentian latihan militer bersama secara sepihak oleh Indonesia.

Namun, orang nomor satu di Korps TNI ini mengakui bahwa dampak dari penghentian latihan bersama ini akan mengganggu hubungan dengan Australia.

"Tapi, saya selaku panglima, tetap harus menjaga keseimbangan untuk menghadapi situasi ini. Hanya secara pribadi, saya masih berkomunikasi dengan Panglima mereka, tapi sikap politik kita harus jelas dan tegas," terangnya.

Sebelumnya, Presiden SBY mendesak Australia untuk segera merespons protes pemerintah Indonesia atas kasus penyadapan terhadap para pemimpin Indonesia.

Bahkan, SBY mengirimkan surat resmi kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott malam ini (Rabu) untuk meminta penjelasan resmi dan pertanggungjawaban Australia atas penyadapan itu.

Sebagai bentuk ketidaksenangan dengan perilaku Australia itu, Indonesia telah  menarik Duta Besar Indonesia untuk Australia dan menghentikan sejumlah kerjasama dengan Australia, khususnya kerjasama militer dan pertukaran informasi intelijen. 

Pemerintah Indonesia juga kecewa dengan sikap Abbott yang mengaku tidak akan meminta maaf kepada Indonesia dan memberikan tanggapan atas penyadapan yang dilakukan oleh Intelijen Australia.

Bahkan, Abbott mengatakan, hubungan dengan Indonesia tetap baik. Menurutnya, penyadapan dilakukan dalam rangka mengamankan kepentingan nasional Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×