kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Australia dinilai sangat tergantung pada Indonesia


Rabu, 20 November 2013 / 12:47 WIB
Australia dinilai sangat tergantung pada Indonesia
ILUSTRASI. Orchid Forest Cikole adalah salah satu tempat wisata menarik di Bandung.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari menilai, Australia sangat tergantung dengan Indonesia. Hal itu terkait hubungan kedua negara yang memanas karena kasus penyadapan.

"Jangan salah ya, Australia itu amat tergantung ke RI sebenarnya. Jadi sepatutnya, kita tidak usah kecil nyali," kata Eva ketika dikonfirmasi, Rabu (20/11/2013).

Ia mencontohkan masalah terorisme, RI lebih ahli dibanding Australia. Negeri Kanguru itu sangat membutuhkan informasi dari Indonesia. "Mereka hanya user," katanya.

Ketergantungan Australia lainnya terkait masalah imigran gelap.  RI selama ini digunakan sebagai tanggul untuk menahan gelombang kedatangan imigran. Selain itu, investor terbesar Indonesia masih Jepang, Amerika Serikat dan China.

"Kita juga bisa stop impor daging Australia dan beralih ke India. Syukur-syukur menggenjot produksi dalam negeri. Jadi secara realitas, RI tidak begitu tergantung ke Australia malah yang terjadi sebaliknya. Ini soal keseriusan pemerintah untuk menegakkan marwah RI," ungkapnya. (Ferdinand Waskita/Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×