Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang besar bagi industri hijau atau bisnis ramah lingkungan di Indonesia. International Finance Corporation (IFC) menawarkan permodalan kepada dunia bisnis di Indonesia yang bergerak dalam usaha yang ramah lingkungan.
“Untuk Indonesia, pimpinan kami tak membatasi jumlahnya. Ini negara besar dengan jumlah penduduk ratusan juta,” kata Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia saat menemui Dr. Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan di komplek Istana, Jumat (13/12).
Baca Juga: Tinjau program Mekaar, Jokowi ingatkan nasabah untuk menjaga kepercayaan
Azam yang datang bersama Satya Heragandi, Cities Infrastructure Development Lead IFC, menyebut green investment yang ditawarkan bagi Indonesia ini bisa berupa pengolahan sampah atau pengolahan limbah.
Namun menurut Azam masih banyak aturan-aturan yang menghambat investasi ini. “Kami ingin berkontribusi dan berkolaborasi dengan Indonesia”, ujar Azam
IFC yang dibentuk pada 1956 merupakan anggota Bank Dunia. Jika Bank Dunia berkaitan dengan pemerintah, IFC memberi permodalan pada sektor swasta.
IFC baru saja menyelesaikan proyek Waste to Energy terbesarnya di China. Mereka berharap konsep ini juga bisa dikembangkan di Indonesia untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
Baca Juga: TNI akan dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur di Papua
Moeldoko memberi respon positif prakarsa IFC membantu swasta Indonesia bergerak di industri hijau. Dia berharap IFC bisa mempelajari kemungkinan untuk berkontribusi, sehingga bisa mengurangi polusi akibat bahan bakar fosil.
Mengenai aturan-aturan yang menghambat, Moeldoko mengaku akan segera membedah dan mencari solusinya. “Tugas KSP memang untuk debottlenecking. Jadi kalau ada sumbatan, akan kami bongkar dan selesaikan,” kata Moeldoko dalam keterangan tertulisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News