CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Mitigasi El-Nino, Kementan Siapkan Enam Daerah Penyanggah Produksi Beras


Jumat, 04 Agustus 2023 / 10:37 WIB
Mitigasi El-Nino, Kementan Siapkan Enam Daerah Penyanggah Produksi Beras
ILUSTRASI. Mitigasi dampak El-Nino atau kemarau panjang, Kementerian Pertanian menyiapkan enam daerah penyanggah produksi beras.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mitigasi dampak El-Nino atau kemarau panjang, Kementerian Pertanian menyiapkan enam daerah penyanggah produksi beras.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan enam daerah tersebut diantaranya tiga daerah di wilayah Jawa kemudian tiga daerah lainya yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan.

"Kemudian di tambah Kalimantan selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten dan Lampung. Saya yakinkalau ini bisa bergerak 500 ribu hektar, kemungkinan imbas dari El-Nino bisa dikendalikan dengan baik," kata Syahrul dalam keteranganya, Jum'at (4/8).

Baca Juga: Hadapi El Nino, Kementan Siapkan 500 Ribu Hektare untuk Pastikan Ketersediaan Beras

Syahrul mengatakan beberapa daerah tersebut telah menyatakan kesiapanya untuk mempersiapkan lahan pertanianya dalam memastikan ketersedian beras nasional tercukupi.

Ia mengklaim, ketersediaan beras nasional berdasarkan data dan neraca yang dimiliki Kementerian Pertanian cukup baik hingga bulan September.

"Sampai September kita masih punya overstock di atas 2,7 juta (ton). Artinya dari setiap bulan masih ada panen di atas 800 ribu hektare itu menghasilkan cukup untuk kebutuhan kita setiap bulannya di atas 2 jutaan,” jelas Syahrul.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El-Nino akan terjadi pada bulan Agustus-September tahun ini.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab mengatakan saat ini sebanyak 63% wilayah di Indonesia telah terdampak cuaca ektrem kemarau panjang atau El Nino.

El-Nino ini berpotensi akan menurunkan produksi pertanian di dalam negeri karena banyak daerah yang akan mengalami kekeringan.

Adapun daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ektrem di antaranya adalah sebagian besar Pulau Sumatra dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Dampak El Nino, Anggaran Rp 8 Triliun Disiapkan untuk Bantuan Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×