Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Politisi Partai Golkar Muhammad Misbakhun mengungkapkan, pers yang benar adalah pers yang menjalankan fungsi utamanya. Yaitu, memberitakan fakta yang aktual di masyarakat sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Bahkan, dalam era demokrasi pers adalah pilar ke-4 dari demokrasi karena berperan sebagai penjaga kebebasan arus informasi.
"Sebagai seorang presiden yang memimpin negara yang demokratis, seharusnya presiden SBY menyadari sepenuhnya akan fungsi dan tugas utama pers tersebut. Bukan malah menyalahkan pers yang banyak memberitakan hal yang aktual dan faktual di masyarakat," ujar Misbakhun, Kamis (24/10/2013).
Misbakhun menambahkan, isi pemberitaan pers harus diterima oleh presiden SBY dengan bijaksana dan hati terbuka serta lapang dada.
Menyalahkan isi pemberitaan, katanya, menunjukkan bahwa presiden SBY antikritik.
"Pemberitaan media yang penuh kritik seharusnya juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi presiden SBY untuk memperbaiki dirinya dan pemerintahannya. Kalau tidak ingin ada berita yang jelek soal presiden SBY dan pemerintahannya, Presiden SBY cukup dengan memperbaiki kinerjanya yang selama ini tidak jelas menjadi lebih baik," kata Misbakhun.
Dengan kinerja presiden SBY dan jajaran pemerintahannya yang baik, lanjutnya, maka otomatis media akan memberitakan hal yang baik pula.
"Tidak mungkin pers yang obyektif akan memberitakan hal yang baik menjadi berita yang buruk," tegas Misbakhun.
Perlu diingat oleh presiden SBY, katanya lagi, bahwa profil dirinya di awal-awal akan menjadi presiden dulu, karena dibantu oleh pemberitaan media yang gencar dan bernada positif tentang pribadinya.
"Kalau kemudian saat ini media banyak memberikan kritik, maka presiden harus instrospeksi diri dengan memperbaiki prestasi kerjanya bukan malahan menyalahkan pers. Jangan sampai ada pepatah baru, buruk muka pers yang dipersalahkan," ujar Misbakhun. (Tribunnews.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News