kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Mirip Simbara, Pemerintah Siapkan Aplikasi untuk Tutup Kebocoran Penerimaan Sawit


Kamis, 21 November 2024 / 16:49 WIB
Mirip Simbara, Pemerintah Siapkan Aplikasi untuk Tutup Kebocoran Penerimaan Sawit
ILUSTRASI. Pemerintah menyiapkan sistem untuk mencegah kebocoran penerimaan sektor kelapa sawit.ANTARA FOTO/Yudi Manar/Spt.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyatakan bahwa pemerintah sedang merencanakan pengembangan sistem digital untuk memantau pergerakan komoditas kelapa sawit dari hulu.

Anggota DEN, M.Firman Hidayat mengatakan bahwa sistem canggih ini akan serupa dengan sistem yang sudah ada yakni Sistem Informasi Mineral dan Batubara (Simbara). Nantinya, sistem ini akan mencakup pemantauan konsumsi domestik maupun ekspor, dengan tujuan utama meningkatkan efisiensi dan penerimaan negara, baik pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Baca Juga: BPDPKS Catat Ekspor Produk Turunan CPO Telah Capai 65% hingga Oktober 2024

"Kita juga akan membangun sistem yang sama (Simbara) untuk kelapa sawit," kata Firman dalam Seminar Indef di Jakarta, Kamis (21/11).

Menurutnya, dengan sistem digital ini maka pemerintah dapat memonitor pergerakan komoditas secara transparan, mencegah kebocoran, serta mengoptimalkan penerimaan negara.

Firman menambahkan, keberhasilan digitalisasi di sektor batubara telah memberikan banyak pelajaran. Sejak diluncurkan tahun 2022, Simbara hanya mencakup komoditas batura bara. Namun ke depannya pemerintah akan memperluas penggunaan Simbara terhadap dua komoditas lainnya, yakni nikel dan timah.

Baca Juga: Kemenkeu Sebut Sejak Ada Simbara, Realisasi PNBP Turut Terdongkrak

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan komitmennya untuk mengejar para pengusaha nakal sawit yang tidak membayar pajak ke kas negara. Pemerintah akan terus melakukan monitor terhadap pengusaha nakal tersebut agar dapat melaksanakan kewajibannya.

Komitmen Airlangga tersebut muncul setelah adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan bahwa ada sekitar 300 pengusaha nakal yang tidak membayarkan pajaknya ke negara dengan nilai Rp 300 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×