kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski rupiah loyo, Maret bisa deflasi


Jumat, 13 Maret 2015 / 08:12 WIB
Meski rupiah loyo, Maret bisa deflasi
ILUSTRASI. Yuk simak fitur baru Bareksa, investasi langsung dari Kartu Debit Danamon: Direct Debit Danamon


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi akhir-akhir ini tentu bakal menyumbang kenaikan inflasi inti. Tapi, di saat yang sama terjadi musim panen di beberapa wilayah di Indonesia. Alhasil, diperkirakan masih ada peluang deflasi terjadi pada bulan Maret 2015 ini. 

Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (12/3), rupiah bertengger di level Rp 13.176 per dollar Amerika Serikat (AS). Jika menghitung sejak awal bulan Maret ini saja, rupiah melemah 1,4%. 

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih mengatakan pelemahan rupiah  akan berdampak pada inflasi, terutama dari kenaikan harga ongkos transportasi. Maklum, harga komponen transportasi bakal naik, terutama pesawat. Tak hanya itu, pelemahan rupiah juga akan berdampak pada kenaikan harga avtur pesawat karena pembayarannya menggunakan dollar AS.

Namun, menurut Lana kenaikan inflasi inti akibat pelemahan rupiah ini masih bisa dikompensasi dari deflasi yang terjadi di komponen bahan makanan. Lana menyatakan, Maret-April ini masih ada potensi deflasi karena masih musim panen. 

Dalam hitungan Lana, pada Maret 2015 masih berpotensi deflasi di bawah 0,05%. "Jadi, inflasi masih aman walaupun rupiah melemah ke Rp 13.000 per dollar AS," katanya, kepada KONTAN, Rabu (11/3).

Bila Maret ini benar-benar deflasi, itu artinya, selama empat bulan pertama tahun ini, Indonesia berhasil mencatatkan deflasi. Tapi, Lana mengingatkan agar pemerintah dan Bank Indonesia untuk mewaspadai lonjakan inflasi menjelang puasa dan lebaran Juni dan Juli nanti. Sebab, pada saat itu impor bahan makanan akan naik. Bila kondisi rupiah masih lemah, maka beban impor akan meningkat dan harga jual akan naik.

Dalam hitungan Lana, dalam waktu dekat rupiah masih akan stabil di kisaran Rp 13.000 per dollar AS lantaran tekanan dari tingginya permintaan dollar AS menjelang musim pembayaran utang. 

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga bilang dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi keseluruhan tidak akan signifikan. Bila pemerintah bisa menjaga harga barang bergejolak dan harga yang diatur pemerintah agar tetap stabil, Josua yakin kenaikan inflasi inti di bulan Maret akibat pelemahan rupiah bisa diredam. "Terutama bila pasokan beras bisa dikelola dengan baik," ujar Josua.

Catatan saja, sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo bilang setiap pelemahan rupiah 1%, dampak terhadap inflasi 0,07%. 

Lana memperkirakan hingga akhir tahun inflasi akan tetap bisa dijaga di kisaran 4%. Ini masih sejalan dengan target inflasi yang dipatok BI pada tahun ini, yakni 4% plus minus sebesar 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×