Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan, perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akan tetap berlangsung meski keduanya tengah menghadapi berbagai sengketa perdagangan.
Sengketa perdagangan tersebut antara lain Indonesia yang menggugat Uni Eropa (EU) ke WTO atas kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II dan Delegated Regulation yang dikeluarkan UE, juga Uni Eropa yang menggugat Indonesia ke WTO terkait larangan ekspor bijih nikel.
Baca Juga: Lawan diskriminasi sawit, Pemerintah Indonesia resmi gugat Uni Eropa di WTO
Iman mengatakan, perundingan IEU-CEPA merupakan perundingan dengan orientasi jangka panjang, sehingga meski terjadi masalah saat ini, baik Indonesia dan UE telah berkomitmen untuk melanjutkan perundingan yang telah dilakukan.
"Ya jalan pararel saja. Akan sayang karena kasus yang biasa-biasa saja, menghentikan perundingan IEU-CEPA. Ini kesepakatan kedua belah pihak. Saya dengan chief negotiator UR sudah sepakat, perundingan jalan terus, sengketa juga jalan terus," tutur Iman, Senin (16/12).
Iman juga mengatakan, dalam perundingan tersebut terdapat beberapa bab yang khusus membahas tentang akses pasar juga membahas isu pembangunan keberlanjutan. Dia juga memastikan, kelapa sawit menjadi salah satu negosiasi dalam IEU-CEPA.
Baca Juga: Keberatan soal pengenaan BMAS biodiesel, Mendag akan berunding dengan EU