Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 3 September 2022, rupanya tak menyurutkan frekuensi dan nilai belanja BBM oleh masyarakat.
Data Mandiri Spending Index menunjukkan, indeks nilai belanja BBM setelah kenaikan harga BBM naik ke level 384,0%. Sedangkan sebelum harga BBM naik, indeksnya ada di bawah 350%.
Pun dengan indeks frekuensi belanja BBM pasca kenaikan harga BBM, bertengger di level 315,9%. Padahal, sebelum pengumuman kenaikan harga BBM, indeksnya ada di bawah 300%.
Baca Juga: Kuota BBM Subsidi Ditambah, Pertamina Dorong Penyaluran Tepat Sasaran
“Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, justru masyarakat tidak mengurangi frekuensi konsumsi BBM. Ini cukup menarik,” tutur Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam media briefing, Selasa (4/10) secara daring.
Yudo mengatakan, peningkatan frekuensi pembelian BBM oleh masyarakat ini merupakan peristiwa yang unik. Menurut pengamatannya, pola pembelian ini karena masyarakat khawatir akan ada kenaikan harga BBM lagi, sehingga mereka jadi lebih sering mengisi BBM.
Baca Juga: Kuota BBM Pertalite dan Solar Ditambah, Kebijakan Pembatasan BBM Terus Dibahas
Selain itu, ini juga bisa dipicu oleh belakangan beredar kabar BBM jenis pertalite menjadi lebih cepat habis kalau digunakan, dibandingkan sebelum kenaikan harga BBM. Ini juga membuat masyarakat lebih sering untuk mengisi BBM. Padahal, bila menilik statement dari pemerintah ini merupakan kabar burung.
“Jadi ini membuat masyarakat khawatir dan cenderung meningkatkan frekuensi pengisian BBM. Walaupun, mungkin, sebenarnya ini tidak perlu,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News