kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merasa gerah beberapa hari terakhir? Ini penjelasan BMKG


Selasa, 26 Mei 2020 / 14:44 WIB
Merasa gerah beberapa hari terakhir? Ini penjelasan BMKG
ILUSTRASI. Gedung bertingkat memantulkan cahaya matahari di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (15/3). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 akan lebih baik dibanding periode tahun lalu sebesar 5,01 persen yang didorong oleh pertumbuhan imp


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab rasa gerah yang dialami warga terutama Jabodetabek beberapa hari terakhir. 

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal menyampaikan, suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi. 

Baca Juga: Ada prediksi gelombang tinggi di Pantai Selatan, nelayan evakuasi kapal

“Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara. Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah,” ujar dia melalui keterangan tertulis, Selasa (26/5) siang. 

“Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari,” ujar Herizal. 

Di sisi lain, suasana gerah menandakan bahwa suatu wilayah hendak memasuki musim kemarau. Selama bertahun-tahun, periode April-Mei menjadi salah satu periode dengan suhu tertinggi di Indonesia, selain saat puncak kemarau pada Oktober-November. 

Baca Juga: Hujan ringan berpotensi mengguyur Jakarta siang ini, waspadai kilat dan petir

Berdasarkan pantauan BMKG, sekitar 35 persen wilayah zona musim di Indonesia baru saja memasuki musim kemarau pada pertengahan Mei lalu. 

Di Jabodetabek, wilayah Bekasi bagian utara serta sebagian Jakarta disebut sudah memasuki musim kemarau, sehingga suhu udara semakin tinggi. 

“Di Jabodetabek, pantauan suhu maksimum tertinggi terjadi di Soekarno/Hatta 35°C, Kemayoran 35°C, Tanjung Priok 34,8°C, dan Ciputat 34,7°C,” kata Herizal. 

Baca Juga: Hujan guyur Jabodetabek siang hingga sore hari

Ia menambahkan, warga tak perlu merasa gusar dengan suasana gerah yang dirasakan selama kurang lebih 5 hari belakangan. “Banyak minum dan makan buah segar sangat dianjurkan,” pungkasnya. (Vitorio Mantalean)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Merasa Gerah Beberapa Hari Terakhir? Ini Penjelasan BMKG"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×