kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Rini undang investor tanamkan dana ke proyek infrastruktur


Jumat, 26 Januari 2018 / 15:30 WIB
Menteri Rini undang investor tanamkan dana ke proyek infrastruktur
ILUSTRASI. Menteri BUMN Rini Soemarno


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri BUMN Rini M. Soemarno, memaparkan peluang bisnis di Indonesia, kepada puluhan  investor di Zurich, Switzerland, Kamis (25/1). Mereka adalah para investor dari berbagai negara antara lain antara lain dari Kuwait Investment Fund, investor dari Qatar, China, Azerbaijan, Malaysia, dan Norwegia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Rini Soemarno menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik. Hal itu seuai dengan penilaian lembaga rating internasional (Moodys, S&P Global, dan Fitch Rating) yang menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi.

"Dua tahun terakhir ini, ekonomi tumbuh di atas 5 %. Dan akan terus membaik di masa yang akan datang, " jelas Menteri Rini dalam keterangan pers, Jumat (26/1).

Selain itu, Rini juga mengungkapkan sejumlah indikator makro ekonomi Indonesia yang terus membaik. Antara lain neraca perdagangan yang positif dalam tiga tahun terakhir dan inflasi yang selalu di bawah 4%.

Indikator penting lainnya adalah tingkat kesejahteraan yang meningkat, angka kemiskinan menurun dari 11,7% (2012)  menjadi 10,7% (2017). Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan lewat indeks daya saing global, dimana pada 2016,  peringkat Indonesia di posisi 36 dari 137 negara, tegas Rini.

Bidang infrastruktur

Dalam kesempatan itu pula, Menteri Rini membeberkan rencana pembangunan dan kebutuhan dana infrastruktur di Indonesia. Kami berkomitmen untuk mendorong konektivitas di udara, laut, darat dan telekomunikasi, yang juga mencakup internet dan serat optik, serta membangun pembangkit listrik, jelas Rini.

Dalam rencana pembangunan jangka menengah 2015-2019, Pemerintah membuat ekspektasi untuk  meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6%, membangun pembangkit listrik baru hingga kapasitas total menjadi 35.000 MW, membangun 2.650 km jalanan baru dan 1.800 km jalan toll baru.

“Di akhir 2014, jalan toll Indonesia keseluruhan hanya 780 km. Saat ini, kami membangun 1.800 km jalan toll hingga akhir 2019, yang mana lebih dari dua kali lipat dari pencapaian pemerintahan 69 tahun terakhir, jelasnya.

Tidak luput dari program pembangunan adalah di infrastruktur bidang digital. Indonesia merencanakan mengembangkan jaringan serat optik, dari 112.494 kilometer di tahun 2014 menjadi 158.850 kilometer di tahun 2018. Selain itu, dalam rangka mendorong pembangunan sektor telekomunikasi, pemerintah juga membangun 152.000 Base Transceiver Station (BTS).

Menurut Rini, sesuai dengan Rencana Pemerintah (RPJMN 2015-2019), guna pembangunan infrastruktur di Indonesia, membutuhkan dana US$ 500 miliar.

Di depan para investor, Menteri Rini menawarkan peluang untuk berinvestasi. Khususnya dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas di Indonesia Timur yang selama ini kurang mendapat perhatian. Rencana ekspansi kami memang terlihat ambisius. Tapi pada saat bersamaan sangat realistis, tutur Rini.

Menteri Rini mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sejumlah keunggulan kompetitif yang banyak negara lain tidak memiliki. Keunggulan itu antara lain dari bonus demografi, tenaga kerja yang besar dan muda. Salah satunya adalah segmen kelas menengah yang cepat berkembang, juga makro ekonomi kuat dan lingkungan politik yang stabil.

Di hadapan investor global tersebut, Menteri Rini memberikan contoh investasi di Indonesia yang menarik minat investor asing. Yakni, Komodo Bonds Jasa Marga yang diluncurkan November 2017 dan terdaftar di London Stock Exchange.

Selain itu juga Komodo Bonds Wijaya Karya. Keduanya adalah obligasi berkualitas tinggi yang dikelola perusahaan BUMN kaya yang bergerak di bidang infrastruktur jalan tol jelas Menteri Rini seraya memperkenalkan Direktur Utama PT. Jasa Marga dan PT. Wijaya Karya yang ikut hadir di forum tersebut.

Selain direksi Wijaya Karya dan Jasa Marga, ikut hadir dalam kesempatan itu para Direktur Utama sejumlah BUMN. Yakni; PT Angkasa Pura 1, PT Angkasa Pura 2, PT Telkom, PT PP, PLN,  Bank BNI, Bank BRI, Bank BTN. Serta pimpinan Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×