Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menjadi perbincangan publik karena dituduh sebagai operator politik Presiden Joko Widodo.
Terlebih dalam memfasilitasi pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden pasca-keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Terkait hal tersebut, Dr. Prabu Revolusi, Dosen Komunikasi Politik di Universitas Paramadina, mengkritik pemberitaan tentang Pratikno, menyoroti pentingnya etika jurnalistik dan pemahaman konteks politik yang sensitif saat ini.
Baca Juga: Selain Mahfud, Dua Pejabat Ini Juga Mundur Dari Pemerintah Jokowi
“Kita perlu pahami bahwa konteksnya pemberitaan beredar di tahun tahun atau periode yang sangat sensitif politik tahun ini," ungkap Prabu dalam siaran tertulis pada (5/2/2024).
"Kita tahu ini beberapa hari ke depan kita akan ada pencoblosan sehingga sangat memungkinkan motif pemberitaan seperti ini dikarenakan ada motif kepentingan politik, tapi saya ingin membahas dari sisi etika jurnalistik terlebih dahulu,” tambahnya.
Prabu menekankan perlunya berita yang berdasarkan fakta dan sumber kredibel serta mempertanyakan motif di balik waktu pemberitaan yang berdekatan dengan pemungutan suara.
Baca Juga: Belum Menentukan Pengganti Posisi Mahfud MD, Jokowi: Beri Waktu Sehari, Dua Hari...
“Jika memang pemberitaan yang kita angkat itu betul-betul memiliki kepentingan bagi publik sehingga narasumbernya terancam nyawa, misalnya jika diungkapkan maka narasumbernya narasumber anonim.Tetapi jika seperti itu maka sangat disarankan ruang redaksi tersebut atau pemberitaan tersebut harus mencantumkan dari mana informasi itu berasal,” sambungnya.
Ia juga mengingatkan bahwa opini redaksi atau editorial harus dijelaskan secara jelas sebagai opini, bukan berita faktual.
“Harusnya tidak boleh dasar pemberitaan, kecuali jika itu disebutkan bukan merupakan berita, tetapi opini redaksi atau editorial redaksi maka itu harus dijelaskan dengan sangat jelas hal tersebut adalah opini redaksi atau editorial redaksi,” tandasnya.
Di sisi lain, Ujang Komarudin dari Universitas Al Azhar Indonesia melihat tudingan terhadap Pratikno sebagai strategi oposisi untuk menyerang Jokowi.
Menurutnya, serangan kepada rekan atau orang dekat sebagai taktik umum dalam politik, dan Pratikno, sebagai orang kepercayaan Jokowi, menjadi target logis bagi lawan politik untuk mencoba menggoyahkan posisi Jokowi.
Baca Juga: Ini Isi Pembicaraan Mahfud MD dengan Jokowi Soal Pengunduran Diri dari Menkopolhukam
"Ada upaya-upaya dari lawan-lawan politik Jokowi untuk menghajar, melumpuhkan, termasuk mengalahkan Jokowi. Salah satu sasaran tembaknya ya Pratikno.
Salah satu pintu masuknya ya Pratikno ke Jokowi. Salah satu orang kepercayaan Jokowi," ujarnya kepada salah satu media nasional, Minggu (4/2/2024).
Komarudin berargumen bahwa dalam politik, praktik saling serang dan upaya menjatuhkan lawan adalah hal yang wajar, dan penting untuk menganalisis klaim dengan pandangan objektif.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Mensesneg Dituduh Jadi Operator Politik Jokowi, Ini Pandangan Prabu Revolusi dan Ujang Komarudin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News