kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menristek: Pasien Covid-19 gejala berat 2,5 kali lebih mudah sembuh dengan stem cell


Kamis, 04 Februari 2021 / 04:22 WIB
Menristek: Pasien Covid-19 gejala berat 2,5 kali lebih mudah sembuh dengan stem cell
ILUSTRASI. Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, dua metode yang bisa membantu pasien covid-19 adalah donor plasma konvalesen dan stem cell. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada dua metode untuk membantu seseorang yang terpapar Covid-19 agar kembali sembuh. Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro, dua metode itu yaitu melalui donor plasma konvalesen dan terapi stem cell. 

Bambang mengatakan, kabar baik datang dari Universitas Indonesia (UI) yang sedang mengembangkan terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC). Disebutkan, terapi stem cell efektif membantu pasien Covid-19 dengan gejala berat. 

"Dalam uji klinis menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan Stem Cell 2,5 kali lebih mudah sembuh pada kasus Covid-19 yang berat. Jadi ini bermanfaat bagi kasus yang berat," kata Bambang dalam rapat Komisi IX, Rabu (3/2/2021). 

Bambang menjelaskan, stem cell bekerja dengan mengganti jaringan yang rusak di dalam tubuh akibat virus coorna. Saat ini, lanjut dia, terapi stem cell tengah diproses untuk mendapatkan izin secara resmi untuk membantu pasien Covid-19 dengan gejala berat. 

Baca Juga: 'Obat' Covid-19 yang dikonsumsi Trump dikembangkan dengan sel jaringan janin aborsi

"Stem cell ini yakni mengganti jaringan paru yang rusak akibat Covid-19," ujarnya. 

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, plasma konvalesen lebih efektif diberikan kepada pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Ia mengatakan, berdasarkan hasil uji klinis, donor plasma konvalesen lebih bagus berasal dari penyintas dengan gejala Covid-19 berat. 

Baca Juga: Daewoong kantongi izin uji klinis perawatan Covid-19 berbasis stem cell di Indonesia

"Jadi sumbernya (donor plasma konvalesen) lebih bagus yang berat dan penerimanya lebih bagus (gejala) sedang. Artinya, tingkat kesembuhannya 100 persen, kalau yang berat memang tingkat kesembuhannya tidak 100 persen, alias ada yang tentunya meninggal," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menristek: Pasien Covid-19 Gejala Berat 2,5 Kali Lebih Mudah Sembuh dengan Terapi Stem Cell"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Diamanty Meiliana

Selanjutnya: Ini perkembangan terkini penelitian obat Covid-19 oleh peneliti Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×