Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai kedatangan vaksin 1,2 juta vaksin Sinovac pada awal Desember lalu, besok pemerintah kembali mendatangkan 1,8 juta vaksin yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, dengan kedatangan tambahan vaksin Sinovac besok, maka total vaksin yang berasal dari Sinovac yang tiba di Indonesia jadi 3 juta dosis. "Besok insyaAllah 1,8 juta vaksin Sinovac akan tiba di Indonesia," kata Retno saat teleconference perkembangan vaksin Covid-19 pada Rabu (30/12).
Pada Januari 2021 mendatang, Indonesia juga akan menerima vaksin bulk yang kemudian akan diproduksi oleh Bio Farma. Bio Farma sendiri pada hari ini telah menerima sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang jadi syarat awal produksi vaksin Covid-19.
Baca Juga: Pemerintah dapatkan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dari AstraZeneca dan Novavax
Retno menjelaskan diplomasi tak hanya terfokus pada pengamanan suply vaksin. Namun juga pada memfasilitasi komunikasi pertukaran data scientific. Dimana data scientific perihal vaksin jadi hal yang penting.
Retno juga menambahkan, pada hari ini Rabu (30/12) ini telah resmi ditandatangani dua komitmen pengamanan supply vaksin dari Novavax dan Astarazeneca untuk Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan dari komitmen kesepakatan tersebut, disetujui pengamanan vaksin dari keduanya masing-masing sejumlah 50 juta vaksin.
"Penandatanganan komitmen 50 juta dosis vaksin dari Astrazeneca oleh Bio Farma dan 50 juta juga dari Novavax oleh Indofarma. Astrazeneca itu dari Kanada dan Novavax dari Inggris," kata Budi.
Baca Juga: Vaksin corona dimulai 2021, Gubernur Anies Baswedan minta dinas-dinas bersiap
Dua vaksin tersebut Budi mengatakan dapat memberikan variasi yang cukup untuk rakyat Indonesia atas produk-produk vaksin yang nanti bisa digunakan untuk program vaksinasi.
"Kami tidak bisa melakukan ini sendiri, ini perlu bersama-sama tidak mungkin ini program sukses oleh Kementerian Kesehatan sendiri tapi kita harus melakukannya sebagai gerakan dari seluruh rakyat Indonesia," jelas Budi.
Selanjutnya: Jangan cemas, Satgas IDI: Virusnya ganti baju, tapi masih bisa dideteksi dengan PCR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News