Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah yang hampir mencapai Rp 13.000 per dollar AS pada hari ini, tidak perlu dikhawatirkan. Meski menjadi posisi tertinggi setelah tahun 1998 yang mencapai kisaran 16.000 per dollar AS, fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus.
"Realisasi Foreign Direct Investment (FDI) maupun portofolio cukup tinggi, kemudian juga surat utang kita itu yield-nya menurun, itu menunjukkan bahwa kita tidak masalah," kata Sofyan di kantornya, Senin (2/3).
Pelemahan tersebut kata Sofyan, terjadi akibat adanya penguatan ekonomi AS. Akibat hal tersebut pula, tak hanya rupiah, mata uang lainnya pun turut mengalami depresiasi. Akan tetapi, di sisi lain rupiah masih menguat jika dibandingkan dengan mata uang Eropa.
Oleh karena itu, ekspor Indonesia diperkirakan masih cukup terdorong karena rupiah yang kompetitif menyebabkan produk dalam negeri pun kompetitif. Saat ini, menurut Sofyan, pemerintah akan terus memperbaiki inflasi dan memperbaiki kebijakan domestik agar menarik portofolio investasi dari luar negeri.
"Alhamdulilah dua bulan deflasi itu akan memperbaiki juga untuk mata uang," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News