Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menilai masalah sampah di Indonesia yang sudah belasan tahun kini memperlihatkan harapan penyelesaian.
“Masalah sampah ini adalah masalah luar biasa, penanganannya pun harus cepat, Pak Presiden juga terus mengingatkan kami para pembantunya. Karena sudah 12 tahun lalu sejak beliau menjadi Walikota, penanganan sampah belum juga tuntas, program lain waiste to energi juga belum tuntas, dan RDF ini adalah bentuk nyata dari penyelesaian masalah ini,” kata jelasnya dalam peresmian fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) pertama di Indonesia, Selasa (21/7).
Sebagai informasi, RDF adalah teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran/butiran kecil (pellet) yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran pengganti batubara.
Baca Juga: Tipping fee sampah disorot KPK, Luhut: Itu ongkos kebersihan
Fasilitas ini mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, dan digunakan oleh PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Cilacap. Menko Luhut menambahkan, Pemerintah berencana mereplikasi teknologi ini bagi banyak kota di Indonesia.
“Tadi bersama dengan Pak menteri ESDM, Menteri KKP, kemudian ada Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya KLHK dan juga Dirjen Cipta Karya Kemen PUPR, kami sepakat bahwa banyak sekali kota-kota di Indonesia yang buangan sampahnya 200-an ton ke bawah dan dekat dengan pabrik semen, ini bisa kita manfaatkan. Dirjen Penanggulangan Sampah KLHK menyampaikan, ada 34 titik yang segera kita bisa jalankan, “ kata Menko Luhut.
RDF ini pun memberi banyak keuntungan bagi Pemkab, antara lain, Pemkab tidak perlu lagi melakukan pengadaan lahan untuk membuka TPA baru, bahan bakar alternatif yang dihasilkan bisa dijual dan menambah pendapatan asli daerah (PAD), dan bisa mengurangi dampak sosial terhadap masyarakat.
Baca Juga: Menko luhut sebut penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi dilakukan beriringan
Pada kesempatan tersebut Menko Luhut mengatakan karena yang akan melakukan penggandaan teknologi tersebut adalah BPPT maka diharapkan 70%-80% komponennya secara bertahap bisa menggunakan produk dalam negeri.
“Kalau ini terjadi ini bisa membuat Indonesia jauh lebih bersih karena sampah bisa berkurang sekitar 28.000 ton per hari, berarti sekian ribu ton sampah akan berkurang mengotori laut,” katanya.
Teknologi RDF ini, membutuhkan investasi sebesar Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar per-unit nya tetapi menurut Menko Luhut harga ini pasti bisa dibuat lebih murah jika dibuat dalam jumlah banyak dan menggunakan komponen produksi dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News