kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Menko Airlangga Optimistis Indonesia Tahan Hadapi Potensi Resesi Global


Senin, 07 November 2022 / 19:01 WIB
Menko Airlangga Optimistis Indonesia Tahan Hadapi Potensi Resesi Global
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta (3/10/2022).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah yakin, perekonomian Indonesia masih berdaya tahan dalam menghadapi potensi resesi global tahun 2023. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ini seiring dengan sumbangan terbesar pada pertumbuhan ekonomi berasal dari aktivitas dalam negeri. 

Bila menilik capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang mencapai 5,73% secara tahunan alias year on year (YoY), lebih banyak bersumber dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Porsi konsumsi rumah tangga mencapai sekitar 50,38%.

“Lihat saja kontribusi perdagangan internasional yang dalam hal ini bisa dilihat dari sumbangan ekspor, yaitu hanya sekitar 26,23%. Dengan demikian, gejolak di global akan relatif bisa teredam oleh konsumsi rumah tangga,” terang Airlangga saat menjawab pertanyaan Kontan.co.id, Senin (7/11). 

Selain itu, kondisi inflasi dalam negeri juga masih terukur sehingga daya beli masyarakat masih terjaga dan bisa mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Belum lagi pemerintah masih akan merogoh kocek dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang rentan dan miskin. 

Baca Juga: BPS Catat Serapan Tenaga Kerja di Sektor Pengadaan Air Turun, Ini Pemicunya

Airlangga juga mengatakan, para otoritas akan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah. Beberapa di antaranya adalah dengan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dalam menarik devisa hasil ekspor (DHE) untuk parkir di dalam negeri serta memperkuat kerangka kerja sama investasi dan perdagangan menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS). 

“Ini untuk mendorong agar kebutuhan cadangan devisa kita untuk intervensi pelemahan nilai tukar rupiah bisa dibatasi,” katanya. 

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tahan banting juga dipengaruhi oleh reformasi struktural yang dilakukan pemerintah. Salah satunya, adalah UU Cipta Kerja yang digadang bisa menarik investasi dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. 

Secara keseluruhan, Airlangga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 bisa mencapai 5,30% yoy. Ini lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan di sepanjang tahun 2022 yang sebesar 5,20% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×