Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi bahwa ekspor dan impor pada tahun ini akan relatif flat yang bergantung pada lingkungan global dan regional.
“Ekspor impor akan flat, tapi tidak negatif,” katanya di Kantor Bappenas, Selasa (11/4).
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah masih mewaspadai pergerakan global yaitu investigasi yang tengah dijalankan Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mitra dagangnya. Pasalnya, hasil investigasi tersebut bisa mempengaruhi kebijakan dagang AS ke depan.
“Trump menginstruksikan 16 negara harus diinvestigasi termasuk Indonesia, apakah kita melakukan kompetisi yang tidak fair,” ujarnya.
Presiden AS Donald Trump memang berencana menerbitkan perintah eksekutif untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggungjawab atas defisit neraca perdagangan AS yang nilainya mencapai hampir US$ 50 miliar.
Menurut Sri Mulyani, ada bermacam hal yang diinvestigasi AS, termasuk soal kebijakan domestik terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik. "Apakah listrik dan BBM disubsidi, misalnya, itu juga dianggap unfair competition? Jadi jangan pernah merasa ini sesuatu biasa, karena bisa berpengaruh pada banyak kebijakan. Maka kami perlu waspada,” ujarnya.
Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa ada hal positif dari lingkungan global yang terjadi baru-baru ini. Yaitu pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Donald Trump yang merupakan hal positif dari lingkungan global kepada ekspor impor Indonesia.
“Mereka tidak berantem itu positif. Kalau masing-masing tidak lakukan proteksionis. Karena keduanya ekonomi terbesar dunia,” jelasnya.
Asal tahu saja, selain Indonesia, ada pula China, Kanada, Prancis, Jerman, India, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, Swiss, Taiwan, Thailand dan Vietnam yang masuk dalam 16 negara yang disebut Trump 'curang’.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News