kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Menkeu: Total Aset Negara Capai Rp 13.072,8 Triliun per 31 Desember 2023


Jumat, 05 Juli 2024 / 17:08 WIB
Menkeu: Total Aset Negara Capai Rp 13.072,8 Triliun per 31 Desember 2023
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan aset negara tercatat sebesar Rp 13. 072,8 triliun per 31 Desember 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan aset negara tercatat sebesar Rp 13. 072,8 triliun per 31 Desember 2023. Hal itu ia ungkap saat menyampaikan tentang Penyampaian Pokok-Pokok Keterangan Pemerintah atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2023 dalam Rapat Paripurna ke-20 di gedung DPR, Kamis (4/7).

Nilai aset pemerintah tersebut meningkat sekitar 6,06% secara tahunan dibandingkan tahun 2022. Adapun posisi aset pemerintah sampai dengan akhir tahun Desember 2022 mencapai Rp 12.325,5 triliun.

"Posisi keuangan pemerintah ditunjukkan dalam Neraca per 31 Desember 2023 yang terdiri dari Aset Rp 13.072,8 triliun," kata Sri Mulyani dalam pidatonya.

Baca Juga: Satgas BLBI Serahkan Aset Sitaan Rp 2,77 Triliun ke 9 Kementerian/Lembaga

Sri Mulyani menjelaskan bahwa total kewajiban negara sebesar Rp 9.536,7 triliun, dan ekuitas Rp 3.536,1 triliun per akhir tahun lalu. Melihat perkembangan tersebut, nilai ekuitas atau nilai bersih aset dikurangi kewajiban sebesar Rp 3.536,1 triliun. Angka itu meningkat 3,85% secara tahunan dari Rp 3.404,8 triliun.

"Kenaikan ekuitas tahun 2023 tanpa revaluasi aset merupakan pertama kalinya sejak pelaporan keuangan berbasis akrual diterapkan. Hal ini tidak terlepas dari baiknya kinerja penerimaan yang diikuti dengan belanja pemerintah yang juga semakin berkualitas," ucapnya.

Sementara itu, dalam laporan operasional (LO) Tahun 2023 disampaikan bahwa pendapatan operasional Rp 3.083,2 triliun dan beban operasional Rp3.111,7 triliun, yang membentuk defisit dari kegiatan operasional.

Baca Juga: Baru Kantongi 34% Tagihan Obligor, Masa Kerja Satgas BLBI Diperpanjang hingga 2025

Di sisi lain, terdapat surplus dari kegiatan non operasional sebesar Rp 60,1 triliun, yang membentuk surplus laporan operasional tahun 2023 sebesar Rp 31,6 triliun. 

"Surplus laporan operasional tahun 2023 merupakan yang pertama kali terjadi sejak penerapan akuntansi berbasis akrual atau sejak laporan operasional mulai disusun pada 2015," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×