Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa kericuhan demo yang terjadi saat ini dikarenakan adanya tekanan berkepanjangan di sektor perekonomian.
Hal ini disebabkan oleh kesalahan kebijakan fiskal dan moneter.
"Yang kemarin demo itu, itu karena tekanan berkepanjangan di ekonomi karena kesalahan kebijakan fiskal dan moneter sendiri yang sebetulnya kita kuasai," ujar Purbaya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (10/9).
Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai Terkumpul Rp 171,07 Triliun hingga Juli 2025
Menurutnya, kondisi yang terjadi adalah ekonomi masyarakat tercekit dikarenakan pemerintah lambat membelanjakan anggaran dan memilih menaruh uangnya di Bank Indonesia (BI).
Meskipun suku bunga rendah, pertumbuhan uang di sistem perekonomian menjadi ketat hingga negatif.
"Sejak 2023 pertengahan itu uang diserap secara bertahap terus ke bawah sampai pertumbuhannya nol menjelang second half 2024. Jadi itu yang anda rasakan di ekonomi melambat dengan signifikan, riil sektor susah, semuanya susah, keluar tagline Indonesia Gelap," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa pada periode hingga April 2025, pertumbuhan uang sebenarnya sempat mencapai 7%. Namun kondisi tersebut jatuh lagi pada periode Mei-Agustus 2025.
Untuk itu, Purbaya berkomitmen untuk memperbaiki kondisi tersebut, misalnya dalam hal percepatan belanja dan menempatkan sejumlah uang dari bank sentral ke perbankan sehingga perekonomian Indonesia bisa berjalan lagi.
"Saya akan pastikan lagi belanja-belanja yang lambat berjalan dengan lebih baik lagi," pungkasnya.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ingin Kebijakan Perpajakan Indonesia Selaras dengan Global
Selanjutnya: Lowongan Magang BCA 2024-2025: Gaji & Benefit Menarik!
Menarik Dibaca: 10 Kebiasaan Makan yang Menambah Berat Badan, Pejuang Diet Harus Tahu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News