kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu: Pembiayaan infrastruktur G20 seperti AIF


Selasa, 26 Juni 2012 / 17:10 WIB
Menkeu: Pembiayaan infrastruktur G20 seperti AIF
ILUSTRASI. Intip saham-saham yang paling banyak diburu asing saat IHSG anjlok


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pimpinan negara-negara G20 sepakat menindaklanjuti inisiatif pembiayaan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global. Nantinya, mekanisme pembiayaan infrastruktur kemungkinan akan seperti model ASEAN Infrastructur Fund (AIF).

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Selasa (26/6). Agus mengatakan, Indonesia berhasil menyuarakan pentingnya pembiayaan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam pertemuan G20 di Los Cabos, Meksiko. "Inisiatif-inisiatifnya bukan hanya dalam bentuk pendanaan tapi juga modeling dan persiapan kapasitasnya," ujar Agus, Selasa (26/6).

Agus menerangkan, salah satu kunci dalam pembangunan infrastruktur adalah adanya kerjasama antara pemerintah dan swasta alias public pirvat partnership (PPP). Nah, dalam kerjasama antara swasta dan pemerintah terkait proyek infrastruktur ini yang terpenting adalah penyiapan proyek, dokumen tender, kontrak dan pelaksanaan serta semua sistem dan kapasitas lainnya dengan baik.

Agus mengungkapkan, pembiayaan infrastruktur sangat bermanfaat bagi negara maju dan berkembang. Pasalnya, negara maju bisa menjual teknologinya sementara negara berkembang dengan perbaikan infrastruktur bisa turut mendorong ekonominya.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menuturkan pembiayaan infrastruktur memang penting dalam pengembangan ekonomi. Ia mencontohkan, Indonesia memiliki proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang tidak mungkin hanya dibiayai dari domestik sehingga membutuhkan partisipasi dari swasta baik dalam maupun luar negeri.

Destry memperkirakan partisipasi swasta sekitar 60% - 70%. Nah, pertemuan G20 kemarin merupakan kesempatan bagus bagi pemerintah untuk mendapatkan komitmen dari berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×