kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menkeu: Pembiayaan infrastruktur G20 seperti AIF


Selasa, 26 Juni 2012 / 17:10 WIB
Menkeu: Pembiayaan infrastruktur G20 seperti AIF
ILUSTRASI. Intip saham-saham yang paling banyak diburu asing saat IHSG anjlok


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pimpinan negara-negara G20 sepakat menindaklanjuti inisiatif pembiayaan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global. Nantinya, mekanisme pembiayaan infrastruktur kemungkinan akan seperti model ASEAN Infrastructur Fund (AIF).

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Selasa (26/6). Agus mengatakan, Indonesia berhasil menyuarakan pentingnya pembiayaan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam pertemuan G20 di Los Cabos, Meksiko. "Inisiatif-inisiatifnya bukan hanya dalam bentuk pendanaan tapi juga modeling dan persiapan kapasitasnya," ujar Agus, Selasa (26/6).

Agus menerangkan, salah satu kunci dalam pembangunan infrastruktur adalah adanya kerjasama antara pemerintah dan swasta alias public pirvat partnership (PPP). Nah, dalam kerjasama antara swasta dan pemerintah terkait proyek infrastruktur ini yang terpenting adalah penyiapan proyek, dokumen tender, kontrak dan pelaksanaan serta semua sistem dan kapasitas lainnya dengan baik.

Agus mengungkapkan, pembiayaan infrastruktur sangat bermanfaat bagi negara maju dan berkembang. Pasalnya, negara maju bisa menjual teknologinya sementara negara berkembang dengan perbaikan infrastruktur bisa turut mendorong ekonominya.

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menuturkan pembiayaan infrastruktur memang penting dalam pengembangan ekonomi. Ia mencontohkan, Indonesia memiliki proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang tidak mungkin hanya dibiayai dari domestik sehingga membutuhkan partisipasi dari swasta baik dalam maupun luar negeri.

Destry memperkirakan partisipasi swasta sekitar 60% - 70%. Nah, pertemuan G20 kemarin merupakan kesempatan bagus bagi pemerintah untuk mendapatkan komitmen dari berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×