Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode kuartal keempat 2020 biasanya menjadi momentum bagi masyarakat menengah atas untuk meningkatkan konsumsi, seiring dengan libur panjang natal dan tahun baru.
Kendati demikian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan konsumsi masyarakat kelas menengah atas bakal ditentukan dari penangan pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19). Namun, mobilitas masyarakat nanti mesti dikendalikan agar penyebaran virus tidak bertambah parah.
“Konsumsi untuk middle upper itu sangat bergantung confidence konsumsi dan terkait dengan mobilisasi. Kemudian dia sangat tergantung pada penanganan Covid-19. Itu pengaruhya ke vaksin dan terjadinya penulatan. Jadi ini tidak bisa dipisahkan Covid-19 dengan pemulihan,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi APBN Laporan Periode Realisasi Oktober, Senin (23/11).
Menkeu menambahkan, memang kondisi libur panjang nanti bakal jadi suatu hal yang dilematis. Sebab, adanya potensi meningkatnya penularan virus, sehingga bisa memperburuk kondisi ekonomi.
Baca Juga: Penerimaan pajak dari 3 sektor usaha ini mulai pulih
Oleh karenanya, Menkeu mengatakan dengan diterapkannya protiool kesehatan, diharapkan mobilitas masyarakat dapat berjalan dengan aman. Dus, ekonomi masih bisa tumbuh tertolong libur panjang akhir tahun.
Meski ekonomi Indonesia masuk dalam zona resesi, Menkeu masih optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 bisa tumbuh sesuai dengan outlook pemerintah yakni di kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%.
Hal tersebut didukung dengan beberapa indikator pemulihan ekonomi di kuartal ketiga 2020 baik dari sisi konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor-impor, terlebih konsumsi pemerintah yang bakal menggeliat di periode kuartal keempat 2020 ini.
Baca Juga: Belum tentukan tarif cukai rokok 2021, Sri Mulyani masih menggodok lima aspek ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News