Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai menghadiri pertemuan para pemimpin keuangan G20 di Buenos Aires, Argentina, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membawa beberapa isu terkait perekonomian global dan domestik.
Sri Mulyani mengatakan, dalam pertemuan tersebut, fokus perhatian dari banyak negara G20 adalah kecenderungan kebijakan ekonomi yang proteksionis dan berorientasi ke dalam, yang diakibatkan oleh kekhawatiran munculnya perang dagang karena penerapan kebijakan tarif oleh Amerika Serikat (AS).
Oleh karena itu, semua negara G20 diharapkan terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan terus menjaga kebijakan flskal dan moneter yang supportive namun tetap sustainable, dan terus menjalankan reformasi yang penting untuk meningkatkan produktivitas, eflsiensi dan daya saing ekonomi.
“Indonesia juga terus melakukan kebijakan ekonomi dan reformasi yang bertujuan untuk terus memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/3).
Untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia memperbaiki kebijakan untuk meningkatkan investasi dan ekspor, serta menjaga daya beli masyarakat, dan fokus pada invetasi sumber daya manusia.
Adapun negara-negara G20 menganggap penting pembangunan infrastruktur. Ia memaparkan, saat ini kebutuhan pembangunan infrastruktur seluruh dunia diperkirakan mencapai US$ 33 triliun per tahun hingga 2030.
“Argentina sebagai tuan rumah menitikberatkan pada peta jalan penyusunan infrastruktur sebagai asset class agar dapat menarik pendanaan yang berasal dari swasta global terutama bagi negara berkembang,” ucapnya.
Dibahas juga dalam forum tersebut bagaimana melakukan standardisasi kontrak dan pembentukan data base dan informasi infrastruktur yang akurat dan kredibel untuk membangun keyakinan investor swasta dalam ikut mendanai infrastruktur.
“Topik ini juga sangat sesuai dengan prioritas Indonesia yang terus membangun infrastruktur untuk mengejar ketertinggalan kita, dan bagaimana menarik minat swasta dalam ikut membangun infrastruktur,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News