Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyebut terjadi penurunan drastis dalam satu dua bulan ini untuk kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga didukung dengan penurunan angka kematian dan bed occupancy rate (BOR).
"Angka ini konsisten juga dengan angka yang terjadi di dunia. Jadi di seluruh dunia memang terjadi penurunan yang cukup tajam," jelas Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Senin (15/3).
Kemudian terkait strategi penanganan Covid-19 di Indonesia, terdapat empat yaitu penguatan sistem kesehatan publik, strategi 3T, teurapetik, dan vaksinasi Covid-19. Terkait strategi 3T juga termasuk dalam tracing adanya varian mutasi virus Covid-19 yang ada di Indonesia.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Senin (15/3): Tambah 5.589 kasus baru, disiplin pakai masker
Budi menambahkan, untuk testing Pemerintah terus mengejar dapat dilakukan 40.000 testing dalam sehari. Di mana hasil testing juga diupayakan agar keluar dalam tempo kurang dari 24 jam.
Untuk mengejar angka testing yang lebih masif dan cepat maka ditetapkan test rapid antigen sebagai alat testing sesuai rekomendasi WHO.
Adapun untuk tracing Budi memaparkan, seperti rekomendasi WHO agar satu kasus terkonfirmasi dapat dilakukan tracing kepada 15-30 orang yang kontak erat dalam 72 jam.
Maka pihaknya kini menggandeng Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang jumlahnya sekitar 80.000 untuk memaksimalkan proses tracing.
"Kita melakukan kerjasama dengan TNI-Polri untuk bisa mendidik tenaga Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang jumlahnya diatas 80.000 agar bisa membantu melakukan tracing. Sekarang sedang dijalankan di Puskesmas, perbaikan masih akan terus dilakukan agar memudahkan mereka dalam membantu proses tracing," jelas Budi.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, dua tiga bulan ini terlihat adanya penurunan kasus aktif. Perhari ini Doni mengungkap kasus aktif di Indonesia capai 9,72%.
Angka tersebut jauh lebih rendah dari angka aktif di global yaitu 17,34%. Namun sayangnya angka kematian karena Covid-19 di Indonesia masih tinggi dibanding dunia.
"Kemudian kematian kita masih ada di atas angka kematian global selisihnya sekitar 0,49%. Ini yang jadi target Pak Presiden gimana angka kematian ini bisa kita tekan lagi. Angka sembuhan kita mengalami peningkatan yang juga sangat signifikan dibandingkan dengan kesembuhan global kita masih berada jauh di atas kesembuhan global yaitu 87,58%," jelas Doni.
Baca Juga: Ada kasus vaksin AstraZeneca, WHO imbau negara-negara untuk tidak hentikan vaksinasi
Selain itu Doni juga memaparkan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro juga berdampak pada menurunnya kasus aktif Covid-19.
Dengan angka aktif yang turun juga berdampak pada berkurangnya angka kematian pada dokter dan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 ketika menjalankan tugasnya.
"Kita semua harus belajar dari kasus ini yaitu ketika terjadi libur panjang maka kasus aktif akan sangat meningkat pesat berdampak pada rumah sakit dan dokter tenaga kesehatan lainnya terpapar covid. Setelah adanya program vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan upaya Satgas membentuk bidang perlindungan nakes, Alhamdulillah angka kematian dokter dan nakes mengalami penurunan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News