kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes: Produsen dalam negeri belum mampu sepenuhnya penuhi pengadaan alkes Covid-19


Rabu, 07 Oktober 2020 / 05:05 WIB
Menkes: Produsen dalam negeri belum mampu sepenuhnya penuhi pengadaan alkes Covid-19
ILUSTRASI. Menkes Terawan mengatakan, pengadaan alat kesehatan Covid-19 masih belum sepenuhnya mampu dipenuhi produsen dalam negeri. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, pengadaan obat dan alat kesehatan sesuai protokol standar penanganan pasien Covid-19 sudah dilakukan sesuai jadwal dan alokasi kebutuhan. Namun, lanjutnya, pengadaan alat kesehatan untuk penanganan Covid-19 masih belum sepenuhnya mampu dipenuhi produsen dalam negeri.

Terkait hal tersebut, Terawan akan mengupayakan pemenuhan kebutuhan dari produsen di luar negeri.

"Untuk alkes high nasal canulla, untuk sementara produsen dalam negeri hanya mampu menyediakan 300 alat, sedangkan 1.000 alat sisanya masih saya cari dari luar negeri," ujar Terawan seperti yang dilansir dari siaran pers di situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Selasa (6/10/2020).

Menanggapi laporan tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) meminta Menkes Terawan terus mendorong pengadaan alat dari dalam negeri dulu. Menurut Luhut, impor baru dilakukan jika dalam kondisi mendesak.

Baca Juga: Luhut laporkan perkembangan vaksin Covid-19 ke Wapres

Tidak hanya itu, Luhut juga meminta produsen obat dalam negeri tidak mainkan harga jual di pasaran. "Kalbe Farma, Bio Farma, Indo Farma dan perusahaan farmasi lainnya saya minta jangan buat harga yang terlalu tinggi, sesuai kewajaran saja," ujar Luhut.

Dia menambahkan, produsen obat harus memperhatikan masalah kemanusiaan. "Tolong perhatikan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit saat ini," tuturnya.

Pemerintah, menurut Luhut, telah memiliki kumpulan data mengenai harga obat berbasis Free on Board (harga barang di tempat asal) dari negara-negara eksportir seperti India, Tiongkok dan Jerman. “Database ini akan digunakan untuk mengevaluasi kewajaran harga obat-obatan Covid-19 yang ada di pasar, dan saya minta pak Terawan (Menkes) untuk mengawasi secara ketat hal ini,” katanya.

Baca Juga: Luhut minta logistik, target penerima, dan vaksinasi Covid-19 jadi prioritas

Dia meminta agar Kemenkes memastikan ketersediaan obat-obatan Covid-19 paling tidak hingga akhir tahun ini. Menurut Menko Luhut, timnya masih menemukan beberapa rumah sakit yang mengalami kesulitan untuk memperoleh Favipiravir, Remdesivir dan Actemra. “Saya ingin agar kelangkaan ini bisa segera diselesaikan. Saya akan cek secara regular terkait hal ini. Pokoknya, jangan sampai ada orang mati karena tidak memperoleh obat tepat waktu,” jelasnya.

Selanjutnya: Publik mencari Terawan, ini penjelasan Kementerian Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×