kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Luhut minta logistik, target penerima, dan vaksinasi Covid-19 jadi prioritas


Kamis, 01 Oktober 2020 / 10:36 WIB
Luhut minta logistik, target penerima, dan vaksinasi Covid-19 jadi prioritas
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menyiapkan program vaksinasi Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan mengatakan vaksin Covid-19 menjadi salah satu hal yang sangat penting, karenanya dia meminta agar program vaksinasi ini memprioritaskan beberapa hal.

“Saat ini vaksin menjadi hal yang sangat penting bagi kita. Oleh karena itu, prioritas utama kita saat ini adalah pemantapan dalam logistik, target penerima, serta mekanisme vaksinasi yang akan kita laksanakan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/9).

Dalam rapat koordinasi  persiapan program vaksinasi, Luhut  meminta Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Kepala BPOM, Kepala BNPB, dan Wakil Menteri BUMN sebagai peserta rapat untuk terus berkoordinasi dengan baik dalam penyediaan vaksinasi ini.

Baca Juga: Luhut minta BPJS Kesehatan percepat pembayaran klaim pasien virus corona

“Koordinasi harus terus kita jaga dengan baik, agar vaksinasi dapat segera kita laksanakan di Indonesia. Narasi simulasi vaksinasi ini akan dibuat oleh Kemenkes, yang nantinya akan dilengkapi oleh pihak terkait agar vaksinasi dapat berjalan dengan baik dan lancar,” kata Luhut.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun menjelaskan prioritas dari target penerima vaksin. Dia menyebut, vaksinasi akan diprioritaskan pada seluruh tenaga medis hingga masyarakat dengan kategori risiko tinggi.

“Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun," katanya.

Dia pun mengatakan, hingga saat ini kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis, sehingga dengan indeks pemakaian vaksin, maka vaksin yang harus bisa disiapkan sebesar 352 juta dosis.

Penyediaan vaksin ini dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, Kepala BPOM, serta Kepala BNPB. Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin.

Budi pun menerangkan, antar lembaga BUMN tengah melakukan kerja sama khususnya  Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga memuat 300 juta vaksin. 

Pengadaan Cold Chain disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa telah dilakukan berbagai diskusi dengan negara terkait, seperti Tiongkok, Uni Emirate Arab dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.

"Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antar negara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut,” ujarnya.

Lebih lanjut, mengingat suplai vaksin Sinopharm dan Sinovac akan didatangkan dari China, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menjelaskan, tim teknis dari lembaganya akan melaksanakan kunjungan lapangan  untuk melihat laboratorium produksi vaksin serta uji klinis yang telah dilakukan.

Baca Juga: Menko Luhut: Sertifikasi produk kesehatan dan farmasi dorong peningkatan TKDN

Nantinya pun akan dibahas mengenai sistem pengiriman vaksin serta sertifikasi halal dari vaksin tersebut.

Sementara itu, BPOM pun diminta agar berkoordinasi dengan MUI untuk memastikan kehalalan vaksin Covid-19 tersebut.

Adapun, Kementerian Kesehatan telah menyusun beberapa langkah dalam kesiapan fasilitas kesehatan di Indonesia. Pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19 pun sudah dilaksanakan sejak Senin (28/9).

Dua puskesmas yang akan menjadi tempat simulasi pun sudah disiapkan, yaitu Puskesmas Abiansemal Kab. Badung, Denpasar serta Puskesmas Tanah Sereal Kota Bogor, Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×