kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes: Belum Ada Transmisi Komunitas pada Temuan Kasus Covid-19 Varian Omicron


Kamis, 16 Desember 2021 / 15:17 WIB
Menkes: Belum Ada Transmisi Komunitas pada Temuan Kasus Covid-19 Varian Omicron
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin?memaparkan perkembangan PPKM jelang akhir tahun, Senin (13/12/2021).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, memastikan belum terlihat adanya transmisi komunitas dari temuan kasus varian omicron di Indonesia.

Adapun pasien terkonfirmasi Covid-19 varian omicron merupakan petugas pembersih di Wisma Atlet. Pasien tersebut juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri sebelumnya. Meski belum terlihat adanya transmisi komunitas dari temuan varian omicron ini, pemerintah terus melakukan peningkatan squencing guna mendeteksi dini adanya temuan lainnya.

"Sampai sekarang transmisinya komunitas belum kita temui, walau demikian kita terus lakukan sampling squencing dengan ketat. Memang kasus omicron kemarin terjadi di karantina yaitu petugas pembersih dan tidak punya histori perjalanan ke luar negeri. Tapi belajar dari Hongkong terjadi juga kayak gitu karena dia melayani pasien jadi tertular," kata Budi dalam teleconference Kemenkes, Kamis (16/12).

Pasien tersebut juga selama ini tinggal di asrama yang dikhususkan bagi para petugas di Wisma Atlet. Dalam artian pasien tidak memiliki riwayat berpergian sebelumnya.

Baca Juga: Covid-19 Omicron resmi terdeteksi di Indonesia, ini kata Menteri Budi Gunadi Sadikin

Sebagai langkah kewaspadaan dini, Budi menyebut pemerintah meningkatkan sampling whole genome squencing (WGS) dari kasus terkonfirmasi. Biasanya dari kasus harian terkonfirmasi hanya 5% sampel yang dilakukan squencing.

"Sehari kita tingkatkan WGS dari seluruh kasus konfirmasi, jadi standarnya kan 5% dari kasus konfirmasi, sekarang kita tingkatkan menjadi 10%," imbuhnya.

Selain itu Kemenkes juga menggencarkan teknik PCR dengan metode S-gene target failure (SGTF). Metode PCR ini dinilai mampu memberikan indikasi jika kasus tersebut termasuk varian omicron.

"Kita gencarkan teknologi reagen PCR SGTF. Karena PCR dengan SGTF, reagen ini berikan marker atau indikasi dini bahwa kalau PCR positif kemungkinan besar omicron. PCR kan bisa 4-6 jam kalau WGS kan butuh 5-7 hari," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×