kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Menhut: Titik api di Riau sudah berkurang


Kamis, 27 Juni 2013 / 13:33 WIB
Menhut: Titik api di Riau sudah berkurang
ILUSTRASI. Pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog Sub divre Ciamis, Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (30/9/2020). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri kehutanan Zulkifli Hasan, mengatakan, titik api di Riau sudah berkurang pasca pemerintah pusat mengambil alih pemadaman api di Provinsi Riau. Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan terdapat 265 titik api atau hot spot, namun saat ini jumlahnya tinggal sebanyak 50 hingga 60 titik api saja.

Pengurangan titik api itu terjadi pasca BNPB yang dikepalai Syamsul Maarif memimpin langsung pemadaman api di Riau dengan mengerahkan lebih dari 3.000 pasukan TNI/Polri, dan beberapa dari kementerian dan institusi pemerintahan lainnya.

"Setelah kita menggunakan hujan buatan dan bom air maka kalau pada awalnya titik api cukup banyak, sekarang tinggal sebanyak 50 hingga 60 titik saja," ujar Zulkifli kepada wartawan di Hotel Shangrila, Kamis (27/6).

Walau sudah terjadi pengurangan titik api, Menhut bilang pihaknya masih terus melakukan evaluasi terkait proses pemadaman api. Soalnya, cuaca yang ekstrim bisa memicu kembali munculnya titik-titik api di banyak wilayah.

Ia berharap agar sejumlah titik api yang masih bertahan bisa dipadamkan dalam waktu dekat. "Yang paling berat itu kabupaten Dumai karena langsung merasakan kebakarannya," tutur Menhut.

Saat ini, pihak Kemhut dan BNPB tengah fokus memadamkan api di Riau untuk mengurangi dampak terhadap masyarakat Riau sendiri.

Pasalnya, masyarakat Indonesia yang paling menderita dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Masyarakat langsung menderita kerugian mulai dari rumahnya, tanamannya dan perkebunan pertaniannya.

Zulkifli mengakui bahwa lambannya pemadaman api di Riau disebabkan karena kepemimpinan di daerah tersebut tengah kosong pascah ditahannya Gubernur Riau Rusli Zainal oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×