Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit US$ 2,2 miliar setara 0,8% terhadap produk domestik bruto (PDB). Perkiraan Perry, CAD Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 0,6% hingga 1,4% terhadap PDB di akhir tahun.
Naikkan bunga
Dengan berbagai pertimbangan tersebut BI Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2021 kembali mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) 3,5%.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai tepat keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan kali ini untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dan risiko pasar keuangan. Bukan hanya taper off, potensi gagal bayar Evergrande akan menambah risiko di pasar keuangan dalam negeri ke depan.
Baca Juga: Pasar segera dibuka, IHSG diprediksi menguat pada hari ini (22/9)
Faisal memperkirakan suku bunga acuan tetap 3,5% hingga akhir 2021. "Kami yakin stance kebijakan moneter dari BI juga akan lebih responsif dan antisipatif terhadap kondisi pasar finansial global dan pemulihan ekonomi," katanya.
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana memperkirakan, BI baru akan meningkatkan suku bunga acuan pada akhir tahun 2022 mendatang. Namun hal ini dengan catatan bahwa sudah ada pemulihan ekonomi yang nyata di 2022.
"Jika pemulihan ekonomi berjalan sesuai dengan ekspektasi, perubahan suku bung acuan bisa terjadi akhir tahun depan," kata Wisnu.
Selanjutnya: The Fed diprediksi mulai kebijakan tapering pada November 2021, begini kesiapan BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News