Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto mengatakan, emas menjadi aset safe haven andalan yang dipilih investor di tengah ketidakpastian global karena akses yang lebih mudah dan familiar dibandingkan safe haven lain seperti mata uang asing.
Dalam hal ini, ia menambahkan bahwa investor ritel dalam kategori masyarakat kelas menengah pun lebih mudah untuk mengakses instrumen emas apabila mereka memiliki tabungan “dingin”.
“Emas memang dari dulu sudah menjadi safe haven dan salah satu yang istilahnya memang mudah ‘dicerna’ dalam konteks investasi dibandingkan antarmata uang yang lebih sophisticated,” kata Eko dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Di tengah perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Eko mencatat adanya pergeseran investor global yang mulai beralih tidak hanya pada instrumen emas sebagai safe haven tetapi juga mata uang di luar dolar AS seperti euro, franc Swiss, dan yen Jepang.
Pasar saham AS ikut anjlok setelah Trump melancarkan serangan tarif ke berbagai negara terutama kepada China. Anjloknya pasar saham rupanya tidak serta-merta menghijaukan pasar obligasi AS.
Di sisi lain, indeks dolar AS juga berada dalam tekanan bahkan menurun di bawah level 100.
Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Rp 10.000 Jadi Rp 1.965.000 Hari Ini Jumat (18/4)
“Investor menilai tingkat risiko dari ekonomi AS yang meningkat sehingga kemudian mereka meminta imbal hasil yang lebih tinggi untuk obligasi AS terutama yang tenornya jangka pendek,” kata Eko.
Menurut pandangan Eko, respon investor yang memilih untuk tidak memindahkan dananya ke obligasi AS dan dollar AS cukup rasional karena mereka juga mempertimbangkan risiko-risiko dari kebijakan tarif Trump.
Respon investor ini juga menunjukkan bahwa aset-aset AS tidak selalu menjadi center atau pusat.
“Daripada mereka (investor) mungkin kehilangan atau mengalami kerugian investasi, ya sudah mereka kemudian memilih mata uang yang lebih stabil,” kata Eko.
Namun ketika berbicara soal investasi valuta asing, Eko mengingatkan bahwa investor harus cermat melihat dalam jangka waktu pendek apalagi karena pasar uang sangat volatile.
Baca Juga: Emas Naik Daun, Investor Harus Ingat Aturan Klasik Warren Buffett
“Kalau misalkan emas itu kan untuk kebutuhan jangka menengah. Kalau orang mau uangnya tidak segera digunakan, emas menjadi pilihan. Tapi kalau yang sangat likuid seperti ini tentu hitung-hitungan risiko dan nature daripada bentuk aset yang dipilih itu penting,” kata dia.