Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendikbud Nadiem Makarim menyadari perubahan pola belajar dari model tatap muka di kelas menjadi belajar mandiri di rumah sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona bukan perkara mudah. Namun demikian, Mendikbud Nadiem mengharapkan berbagai pihak untuk merespon hal ini secara positif dan bijaksana.
"Saya tahu ini tidak mudah bagi semua pihak, tetapi kita harus mencoba," ujar Nadiem Makarim melalui rilis resmi Kemendikbud (19/3).
Baca Juga: Kasus positif corona bertambah 60 orang, DKI Jakarta sumbang 32 orang per hari ini
Ia menjelaskan, "tujuan utamanya adalah memastikan hak memperoleh pendidikan tetap berjalan, sesuai anjuran Bapak Presiden untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah."
104 perguruan tinggi tiadakan aktivitas
Mendikbud Nadiem juga menyampaikan proses belajar di rumah tidak harus menyertakan peralatan canggih. Menurutnya, komunikasi antara guru, siswa dan orangtua menjadi kunci keberhasilan belajar dari rumah.
"Tidak harus selalu memakai peralatan yang canggih, tetapi bisa juga dilakukan dengan metode sederhana. Yang paling penting adalah komunikasi," ujar Mendikbud.
Mendikbud mendapatkan laporan sekitar 166 pemerintah daerah dan 104 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta (per 19 Maret 2020) telah meniadakan aktivitas di satuan pendidikan. Terkait hal itu, Mendikbud juga mengimbau agar para pendidik bisa turut melakukan pekerjaan dari rumah.
Baca Juga: Jokowi: Saya akan menggerakkan seluruh kekuatan mengatasi virus corona
"Kalau siswa atau mahasiswanya belajar di rumah atau tempat tinggal masing-masing, maka para pendidik dan pegawai juga bisa bekerja dari rumah," imbau Mendikbud.
Ia menyarankan guru dan dosen di wilayah terdampak Covid-19 sebaiknya tidak pergi ke sekolah atau kampus sementara waktu ini. "Saya mendengar banyak tenaga pengajar yang masih beraktivitas normal. Aktivitas bekerja, mengajar atau memberi kuliah bisa tetap dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi," ujarnya.