Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengaku sudah bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pekan lalu. Saat itu, Gamawan meminta klarifikasi Risma terkait isu mundurnya salah satu kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu. Gamawan pun meminta agar Risma tidak mundur dari jabatannya.
"Saya bilang waktu itu Risma enggak usah mundur kalau ada kekurangan coba dialog dengan pak Wakil Walikota tapi solusinya jangan mundur. Itu yang saya minta," ujar Gamawan di kantor Wakil Presiden, Kamis (20/2/2014).
Gamawan menjelaskan, saat isu pemakzulan Risma terungkap di media, dia pernah mengundang Gubernur Jawa Timur, Ketua DPRD Jawa Timur, dan juga Risma agar pemakzulan terjadi. Alhasil, harapan Gamawan ini terkabul. Namun, posisi Risma saat ini kembali digoyang dengan persoalan internal partai berlambang banteng itu.
Gamawan menilai banyak harapan warga Surabaya yang diberikan kepada Risma dalam upaya membangun kota pelajar itu. Saat diberikan dukungan itu, Gamawan mengaku Risma akan mempertimbangkan kembali niatnya untuk mundur.
"Tanggapan dia waktu itu, saya pikir-pikir dulu. Tapi saya cenderung, jangan. Pandangan saya, rugi daerah, rugi bu risma, rugi masyarakat," kata Gamawan.
Sebelumnya, Risma mengisyaratkan dirinya akan mundur sebagai Wali Kota Surabaya karena mendapatkan tekanan dari berbagai pihak. Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristyanto mengatakan salah satunya terkait dengan proyek pembangunan tol tengah kota. Gubernur Jawa Timur Soekarwo, ucap Hasto, memaksa Risma untuk menyetujui proyek tersebut.
Namun, isu lainnya yang berkembang adalah ketidakharmonisan hubungan Risma dengan wakilnya, Wisnu Sakti Buana. Wisnu adalah adalah salah satu pendukung pemakzulan Risma pada tahun 2013 lalu saat dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya. Wisnu juga mendukung soal pembangunan tol tengah tersebut.
Kabar pun kemudian berkembang bahwa adanya ketidaksukaan pengurus PDI-P atas sikap Risma yang enggan menyetorkan "uang" untuk kas partai dan juga tak mau menerima titipan proyek. Akan tetapi, hal ini dibantah seluruhnya oleh Tjahjo. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News