kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Mendag Tegaskan Tidak Ada Relaksasi HET Meskipun Harga Beras Melambung


Selasa, 20 Februari 2024 / 12:19 WIB
Mendag Tegaskan Tidak Ada Relaksasi HET Meskipun Harga Beras Melambung
ILUSTRASI. Mendag menegaskan hingga saat ini pemerintah belum ada wacana menaikkan HET, meskipun harga beras melambung.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SEMARANG. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menanggapi permintaan peritel untuk melakukan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) dalam merespons kenaikan harga beras. 

Mendag menegaskan bahwa hingga saat ini pemerintah belum ada wacana menaikkan HET beras, meskipun harga beras melambung. 

"Belum ada (rencana relaksasi), HET beras tetap," jelasnya singkat pada media di Pasar Bulu Baru Semarang, Selasa (20/2). 

Zulkifli menegaskan bahwa hingga saat ini pemerintah masih mempertahankan kebijakan HET beras yang ada. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, Mendag Pastikan Stok Beras Mencukupi

Meski begitu, pihaknya memastikan akan membanjiri beras dengan stok beras SPHP Bulog sebanyak 250.000 ton dengan harga sesuai HET. 

"Nah cara mengatasinya pemerintah menggelontorkan yang tadinya 200.000 ton jadi 250.000 ton (beras SPHP)," jelas Mendag. 

Selain itu, Bulog juga akan menjual beras jenis premium dengan harga yang jauh lebih murah dengan harga Rp 14.500/kg.  

"Itu berasnya sama bagusnya," ungkap Zulkifli. 

Sebelumnya permintaan relaksasi HET beras dilayangkan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). 

Aprindo meminta kenaikan HET lantaran pihaknya sudah tidak memungkinkan menjual beras dengan HET saat ini. Terlebih harga beras sudah terbang lebih tinggi. 

"Bagaimana mungkin kami menjualnya dengan HET? Siapa yang akan menanggung kerugiannya? Siapa yang akan bertanggung jawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut pada gerai ritel modern kami? Karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual rugi,” jelas Roy N Mandey, Ketua Umum Aprindo dalam keterangan tertulis, Jumat (9/2). 

Baca Juga: Beras Langka di Pasar Modern, Bulog Genjot Distribusi Beras SPHP

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa (20/2) harga beras sudah terbang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Harga beras premium saat ini mencapai Rp 16.380/kg, padahal HET beras premium hanya berkisar 12.900 hingga 14.800/kg. Sementara beras jenis medium mencapai Rp 14.180/kg, padahal HET-nya hanya berkisar Rp 10.900 hingga 11.800/kg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×